Pengertian Cybersexual Addiction
Kecanduan atau adiksi adalah suatu gangguan yang bersifat berulang-ulang untuk memuaskan diri pada aktivitas tertentu (Soetjipto dalam Rosi dkk, 2017).
Kecanduan merupakan ketergantungan yang menetap dan kompulsif pada suatu perilaku atau zat (Dona dkk, 2016).Menurut prespektif psikologi, addiction (kecanduan) didefinisikan sebagai keadaan individu yang merasa terdorong untuk menggunakan atau melakukan sesuatu agar mendapatkan atau memperoleh efek menyenangkan dari yang dihasilkannya oleh sesuatu yang dilakukan atau digunakan tersebut (Said, 2014).
Arthur (dalam Yohanes dan Jusuf, 2017) juga mendefinisikan kecanduan sebagai “an activity or substance we repeatedly crave to experience, and for wich we are willing to paya price (or negative consequences” yang bermaksud suatu aktivitas atau substansi yang dilakukan berulang-ulang dan dapat menimbulkan dampak negatif.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa, addiction atau kecanduan adalah segala tingkah laku yang bergantung atau keadaan terikat yang sangat kuat secara fisik maupun psikologis dalam melakukan suatu hal, dan ada rasa yang tidak menyenangkan jika hal tersebut tidak terpenuhi.
Cybersexual Addiction
Cybersex menurut Infoplease (dalam Fara dkk, 2009) dapat diterjemahkan sebagai aktivitas seksual, tayangan seksual atau perbincangan yang mengarah pada hal-hal yang berbau seksual dengan menggunakan media komputer khususnya internet.
Cybersex didefinisikan sebagai penggunaan internet untuk terlibat dalam aktivitas kesenangan seksual, seperti melihat gambar-gambar erotis, berpartisipasi dalam chatting tentang seks, saling tukar menukar gambar atau email tentang seks, dan lain sebagainya (Cooper dalam Noni dan Ridhoi, 2012).
Maheu (dalam Noni dan Ridhoi, 2012) juga mendefinisikan cybersex sebagai aktivitas yang terjadi ketika orang menggunakan komputer yang berisi tentang teks, suara, dan gambar yang didapatkan dari software atau internet untuk stimulus seksual dan secara khusus mencakup dua atau lebih orang berinteraksi di internet yang membangkitkan gairah seksual satu dengan yang lainya.
Cybersex merupakan bentuk permainan-peran (roleplaying) antara para partisipan yang berpura-pura atau menganggap dirinya melakukan hubungan seksual secara nyata, dengan menggambarkan sesuatu untuk mendorong fantasi seksual mereka (Reimon, 2011).
Menurut Djatmiko (dalam Ayu dan Hartosujono, 2014) cybersex merupakan kegiatan seks tanpa melalui kontak tubuh, hubungan kelamin, dimana gejolak birahi, ereksi, dan penetrasi dilakukan melalui kata-kata internet.
Menurut Davis (dalam Said, 2014) cybersexual addiction adalah seseorang yang melakukan penelusuran dalam situs situs porno atau cybersex secara kompulsif.Individu yang mengalami kecanduan cybersex atau pornografi melalui internet ditandai dengan ketergantungan melihat, menemukan, menelusuri, mendownload, dan berlangganan serta memperdagangkan pornografi secara online atau melakukan percakapan tentang fantasi seksual melalui chat rooms.
Selain itu, Delmonico dan Griffin (2011) juga mendefenisikan cybersexual addictionsebagai pencarian materi seksual di internet yaitu berupa chattingdan browsing gambar pornografi sebagai bentuk aktivitas eksplorasi seksual yang dilakukan secara terus menerus sehingga menjadi kompulsif. Ekspresi seksual tersebut bergerak dari kontinum normal hingga penggunaan yang patologis yaitu, keingintahuan yang sederhana hingga keterlibatan secara obsesif dan berpreokupasi pada fantasi seksual, dengan indikasi adanya rasa aman dan resiko emosional dan fisik.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa cybersexual addiction adalah segala aktivitas seksual dimana didalamnya terdapat pertemuan seks secara virtual atau maya antara dua orang atau lebih yang terhubung melalui jaringan internet yang dapat menstimulasi dan memberikan kesenangan seksual yang menampilkan aspek pornografi yang beredar di internet seperti melihat gambar erotis, chatting tentang seks, saling tukar menukar gambar atau pesan email tentang seks yang dilakukan secara terus menerus sehingga menjadi kecanduan dan ketergantungan.
Faktor Yang Menyebabkan Cybersex Addiction
Delores dan Julie (2008) mengatakan bahwa ada tiga komponen yang menyebabkan kenapa individu melakukan aktivitas cybersexaddiction yang disingkat dengan triple A engine yaitu:
- Accessibility. Seseorang dapat mencari sebuah website untuk memuaskan kebutuhan seksual atau hasrat yang dimilikinya tanpa perlu menunda kepuasan tersebut. Internet merupakan took virtual yang buka 24 jam sehari, 7 hari seminggu untuk transaksi sosial dan bisnis.
- Affordability. Seseorang dapat menggunakan internet untuk mengakses konten seksual maupun melakukan percakapan seksual dengan biaya yang murah serta menghemat waktu.
- Anonymity. Anonimitas membuat seseorang bebas berekspresi. Mereka bias lebih terbuka untuk menggunakan pertanyaan-pertanyaan berbau seks maupun fantasi seksual mereka. Anonimitas membuat individu tidak perlu takut akan dikenali oleh orang lain.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, faktor-faktor yang menyebabkan seorang individu melakukan cybersex yaitu, accessibility (kemudahan untuk mengakses), affordability (keterjangkauan biaya), dan anonymity (keadaan tanpa nama).
Aspek Cybersex Addiction
Menurut Delmonico dan Griffin (2011) terdapat beberapa aspek dari cybersexual addiction, yaitu :
- Online sexual compulsivity. Perilaku cybersex yang kompulsif mengenai masalah seksual online.
- Online sexual behaviour social. Perilaku cybersex yang terjadi dalam konteks hubungan sosial atau melibatkan interaksi interpersonal dengan orang lain ketika online seperti chat-room dan email.
- Online behaviour isolated. Perilaku cybersex yang terjadi tanpa ada hubungan sosial di dalamnya dan melibatkan interaksi interpersonal yang terbatas dengan orang lain.
- Online sexual spending. Banyaknya uang yang dikeluarkan individu untuk aktivitas cybersexdan konsekuensi yang berhubungan dengan pengeluaran tersebut.seperti bergabung dengan semacam group seks, atau website di internet.
- Internet in online sexual behaviour. Kecendrungan untuk menggunakan komputer untuk tujuan seksual, seperti bookmarked atau menandai situs seksual.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa, aspek-aspek dari cybersexual addiction adalah online sexual compulsivity (perilaku cybersex yang kompulsif terhadap konten seksual online, Online sexual behaviour social (perilaku cybersex yang melibatkan hubungan sosial di dalamnya, Online behaviour isolated (perilaku cybersex yang terjadi tanpa ada hubungan sosial di dalamnya, Online sexual spending (banyaknya uang dan konsekuensi yang berhubungan saat melakukan kegiatan cybersex), dan Internet in online sexual behaviour (perilaku menggunakan computer untuk tujuan seksual).
No comments:
Post a Comment