Pengertian Ila’

Saturday, November 17, 2018

Langkah Langkah Mengarang

Pengertian Karangan

Mawadah dan Anwar (2012: 34) menyatakan bahwa, sebuah karangan terdiri atas kata, kalimat, dan paragraf, yang merupakan satu kesatuan utuh dalam suatu wacana. Karangan adalah penjabaran suatu gagasan secara resmi dan teratur tentang suatu topik atau pokok bahasan. Mengarang adalah pekerjaan merangkai atau menyususun kata, frasa, kalimat, dan alinea yang dipadukan dengan topik dan tema tertentu untuk memperoleh hasil akhir, yaitu karangan.

Sejalan dengan pendapat di atas Widyamartaya dkk (dalam Dalman, 2016: 85), mengarang adalah suatu proses kegiatan berpikir manusia yang hendak menggunakan kandungan jiwanya kepada orang lain atau diri sendiri dalam tulisannya.

Suparno dan Yunus (dalam Dalman 2016: 86) menjelaskan bahwa, mengarang pada hakikatnya adalah mengungkapan atau menyampaikan gagasan dengan menggunakan bahasa tulis. Dilihat dari keluasan dan keterinciannya, gagasan itu dapat diungkapkan dengan berbagai unsur bahasa. Dalam hal ini, gagasan dapat diungkapkan dalam bentuk kalimat dan paragraf, serta dapat pula diungkapkan dalam bentuk kalimat dan paragraf serta dapat pula diungkapan dalam bentuk karangan yang utuh.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan, dapat dikatakan bahwa mengarang adalah proses pengungkapan gagasan, ide, angan-angan, dan perasaan yang disampaikan melalui unsur-unsur bahasa (kata, kelompok kata, kalimat, paragraf, dan wacana yang utuh) dalam bentuk tulisan.

Langkah-Langkah Mengarang

Pada dasarnya, langkah-langkah yang ditempuh dalam menyusun karangan adalah sebagai berikut:
  1. Menetukan Tema, Topik, dan Judul. Tema adalah pokok persoalan, permasalahan, atau pokok pembicaraan yang mendasari suatu karangan, sedangkan topik adalah pokok persoalan atau hal yang dikembangkan atau dibahas dalam karangan. Selanjutnya, judul adalah kepala karangan atau nama sebuah karangan. Perlu diketahui bahwa tema itu masih bersifat umum, sedangkan topik bersifat khusus. Oleh karena itu, agar karangan dapat disusun secara fokus dan tidak meluas kemana-mana, topik karangan yang dipilih haruslah spesifik. Widyamartaya (dalam Dalman, 2016: 86) menjelaskan bahwa, dalam memilih tema hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:
    • Jangan mengambil tema yang bahasanya terlalu luas
    • Pilih tema yang kita kuasai dan kita yakini kita kembangkan
    • Pilih tema yang sumber atau bahan-bahanya dapat dengan mudah kita peroleh
  2. Mengumpulkan Bahan. Setelah mengumpulkan tema, perlu ada bahan yang menjadi bekal dalam menunjukkan eksistensi tulisan.
  3. Menyeleksi Bahan. Perlu dipilih bahan-bahan yang sesuai dengan tema pembahasan. Polanya melalui klasifikasi tingkat urgensi bahan yang telah dikumpulkan dengan teliti dan sistematis. Petunjuk-petunjuk dalam menyeleksi bahan yaitu:
    • Catat hal yang penting semampunya
    • Jadikan pembaca sebagai kebutuhan
    • Banyak diskusi, dan mengikuti kegiatan-kegiatan ilmiah
  4. Membuat Kerangka Karangan. Kerangka karangan menguraikan tiap topik atau masalah menjadi beberapa masalah yag lebih fokus dan terukur. Kerangka merupakan catatan kecil yang sewaktu-waktu dapat berubah dengan tujuan untuk mencapai tahap yang sempurna.
  5. Mengembangkan Kerangka Karangan. Proses pengembangan kerangka karangan tergantung penuh pada penugasan kita terhadap materi yang hendak kita tulis. Jika kita benar-benar memahami materi dengan baik, permasalahan dapat diangkat dengan kreatif, mengalir, dan nyata. Keraf (dalam Dalman, 2016: 88) mengatakan dalam proses penyusunan karangan ada tahapan yang harus dijalani, yaitu:
    • Memilih topik dan tema
    • Mengumpulkan data/informasi
    • Mengatur strategi penempatan gagasan
  6. Menulis karangan itu sendiri. Finoza (dalam Dalman, 2016: 89) mengatakan bahwa, kerangka karangan mengandung rencana kerja dalam menyusun karangan. Kerangka akan mengarahkan penulis menggarap karangan secara teratur. Dalam hal ini, penyusunan karangan merupakan kegiatan penulis draf karangan. Langkah-langkah penulisan draf karangan adalah sebagai berikut.
    • Membaca kartu catatan
    • Mempertingkan semua materi yang sudah dipersiapkan
    • Mempertahankan kerangka tulisan
    • Mengelompokkan bahan-bahan dan catatan bahan tulisan berdasarkan topik dan menempatkan kelompok-kelompok bahan tulisan itu dalam kerangka tulisan 
    • Menulis draf kasar tulisan
  7. Penungkapan Gagasan. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengungkapkan gagasan dalam sebuah karangan adalah sebagai berikut.
    • Pengungkapan gagasan tidak selalu bersifat verbal, yakni pengungkapan dengan frase, dan untaian kalimat, tetapi dapat juga bersifat visual
    • Pengungkapan visual itu berwujud tampilan-tampilan visual
    • Hal yang perlu dipertimbangkan dalam menggunakan tampilan visual di dalam karangan. Dalam menyusun karangan ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu.
      • Usahakan kalimat-kalimat yang pendek
      • Pilihlah kalimat yang sederhana dari pada kalimat yang rumit 
      • Pilihlah kata yang umum yang dikenal
      • Hindari kata-kata yang tidak perlu
      • Berikan tindakan dalam kata-kata kerja
      • Menulislah seperti Anda bercakap-cakap
      • Pakailah istilah-istilah yang dapat mengambarkan perkataan yang konkret lebih jelas bagi pembaca dari pada perkataan yang abstrak
      • Kaitkan dengan pengalaman pembaca
      • Manfaatkan sepenuhnya keaneka ragaman karangan
      • Mengaranglah untuk mengungkapkan, bukan untuk mengesankan
  8. Pemakaian Kata. Pada dasarnya, pemakaian kata dalam sebuah karangan/tulisan harus memperhatikan beberapa hal berikut ini.
    • Hendaknya hindari pemakaian kata atau frasa tutur dan kata frasa setempat kecuali bila sudah menjadi perkataan umum
    • Hendaknya hindari pemakaian kata frasa yang telah usang atau mati
    • Hendaknya kata atau frasa yang bernilai digunakan secara cermat, sesuai dengan suasan dan tempatnya
    • Hendaknya hindari pemakaian kata asing atau kata daerah bila dalam bahasa Indonesia sudah ada katanya, jangan menggunakan kata asing hanya untuk ermegah dan berbahasa tinggi
    • Untuk memperkecil banyaknya kata kembar dan mengulang kata, dan untuk menghindari beban atau pemberat yang tidak perlu dalam pemakaian bahasa, sebaiknya dipedomani kelaziman da ketentuaan ejaan (baca: Guning dalam buku Then Technique of Clear Writing, Part Two, 1952). Anwar (1984), (dalam Dalman 2016: 92) menjelaska bahwa dalam menyusun kalimat, seseorang penulis harus memerhatikan hal-hal berikut ini.
      • Gunakan kalimat-kalimat pendek 
      • Gunakan bahasa yang biasa yang mudah dipahami
      • Gunakan bahasa sederhana dan jernih pengutaraannya 
      • Gunakan bahasa tanpa kalimat majemuk
      • Gunakan bahasa dengan kalimat aktif, bukan pasif
      • Gunakan bahasa padat dan kuat
      • Gunakan bahasa positif bukan negatif
  9. Judul Karangan. Judul karangan pada dasarnya adalah perincian atau jabaran dari topik karangan. Judul merupakan nama yang diberikan untuk sebuah pembahasan atau karangan. Judul berfungsi sebagai selogan promosi untuk menarik minat pembaca dan sebagai gambaran isi karangan. Judul lebih spesifik dan sering menyiratkan permasalahan atau variable yang akan dibahas. Judul yang baik harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut.
    • Relevan
    • Provokatif 
    • Singkat
    • Judul sebaiknya dinyatakan dalam bentuk frasa
Menurut beberapa pendapat para ahli di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa sebelum seseorang membuat karangan, seseorang tersebut harus memahami langkah-langkah serta hal-hal apa saja yang bisa ditentukan dalam membuat sebuah karangan yang baik.

Kriteria Karangan yang Baik

Membuat karangan yang baik, setidak-tidaknya penulis harus memenuhi kriteria yang berhubungan dengan: 
  1. Tema. Tema adalah hal yang mendasati karangan/ tulisan kita untuk membuat karangan yang baik diperlukan tema atau topik. Keberhasilan mengarag banyak ditentukan oleh tepat atau tidaknya tema/ topik yang dipilih. 
  2. Ketepatan Isi dalam Paragraf. Paragraf harus memiliki ide pokok, oleh karena itu paragraph yang baik harus memenuhi tiga syarat sebagai berikut:
    • Kesatuan. Kesatuan dalam paragraf adalah semua kalimat yang membina paragraf yang harus secara bersama-sama menyatakan suatu hal atau tema tertentu. 
    • Kepaduan. Kepaduan paragraf adalah kekompkan hubungan antar kalimat yang satu dengan yang lain dan membentuk paragraf.
    • Perkembangan. Perkembangan paragraf adalah penyusunan atau perincian ide yang membina karangan. 
    • Kesesuaian isi dengan judul. Karangan yang baik harus memiliki kesesuaian antara isi dengan judul. Judul sebuah karangan akan mengambarkan isi secara keseluruhan. 
    • Ketepatan Susunan Kalimat. Struktur sebuah kaliamt sangat penting, hal ini dimaksudkan untuk memudahkan pembaca menangkap ide pokok dalam paragraf.
    • Ketepatan Penggunaan Ejaan. Penggunaan ejaan dalam karangan hendaknya berpedoman pada buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD). Hal ini berarti bahwa ejaan memegang peranan penting. Tercakup dalam penggunaan ejaan adalah penulisan huruf capital, penulisan kata, dan pemakaian tanda baca.
Syarat-Syarat Membuat Karangan

Menurut Akhadiah (dalam Dalman 2016: 103), ada tiga syarat yang harus diperhtikan dalam membuat karangan deskripsi, yaitu.
  1. Kesanggupan berbahasa penulis yang memiliki kekayaan nuansa dan bentuk
  2. Kecermatan pengamatan dan keluasan pengetahuan tentang sifat, watak, dan wujud objek yang dideskripsikan
  3. Kemampuan memilih detail khas yang dapat menunjang ketepatan dan keterhidupan pemerian.
Adapun aspek yang akan dinilai dalam bentuk suatu karangan deskripsi antara lain.
  1. Kesesuaian judul dengan isi karangan;
  2. Penggguanaan dan penulis ejaan;
  3. Pilihan kata dan diksi
  4. Struktur kalimat;
  5. Keterpaduan antar kalimat (dari segi ide);
  6. Keterpaduan antar paragraf (dari segi ide);
  7. Isi keseluruhan;
  8. Kerapihan;

No comments:

Post a Comment