Pengertian Ila’

Monday, November 19, 2018

Pengertian Manajemen

Pengertian Manajemen

Manajemen berasal dari bahasa kata to manage yang artinya mengatur, sedangkan secara terminologis para pakar mendefinisikan manajemen secara beragam, diantaranya:
  1. Menurut Drs. H. Malayu S. P. Hasibuan, manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
  2. Menurut G.R Terry, Manajemen merupakan suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya. Berdasarkan pendapat di atas, dapat dikatakan bahwa manajemen dapat diartikan sebagai suatu proses, yaitu serangkaian tindakan, kegiatan, atau pekerjaan yang mengarah kepada beberapa sasaran tertentu.
Fungsi-fungsi Manajemen

Fungsi-fungsi manajemen yang berarti adalah segenap kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai kegiatan yang telah ditetapkan dengan cara yang diatur sedemikian rupa dan sistematis sehingga tujuan dapat tercapai secara tertib, efektif dan efisien.

Menurut G.R. Terry menyatakan bahwa fungsi manajemen ada 4 yang disingkat dengan akronim (POAC) yaitu Planning (perencanaan), Organizing (pengorganisasian), Actuating (Penggerakan), Controlling (Pengawasan).
  1. Planning (Perencanaan). Planning (perencanaan) ialah mempersiapkan tindakan-tindakan untuk mencapai tujuan.penetapan pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh kelompok untuk mencapai tujuan yang digariskan.
    1. Tujuan Perencanaan
      1. Untuk menentukan tujuan, kebijakan-kebijakan, prosedur, dan program serta memberikan pedoman cara-cara pelaksanaan yang efektif dalam mencapai tujuan.
      2. Untuk menjadikan tindakan ekonomis, karena semua potensi yang dimiliki terarah dengan kepada tujuan.
      3. Satu usaha untuk memperkecilkan resiko yang dihadapi pada masa yang akan datang.
      4. Kegiatan yang dilakukan secara teratur dan bertujuan.
      5. Memberikan gambaran yang jelas dan lengkap tentang seluruh pekerjaan.
      6. Membantu peningkatan daya guna dan hasil guna organisasi.
  2. Organizing (Pengorganisasian). Organizing (Pengorganisasian) adalah perserikatan formal, berstruktur, dan terkodinasi dari sekelompok orang yang bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu. Organisasi hanya merupakan alat dan wadah saja.
    1. Unsur-unsur Organisasi
      1. Manusia, ada pimpinan dan ada yang dipimpin (bawahan)
      2. Tempat kedudukan, artinya organisasi baru ada, jika ada tempat kedudukannya.
      3. Tujuan, artinya ada tujuan yang diinginkan.
      4. Pekerjaan, artinya organisasi itu baru ada, jika ada pekerjaan yang akan dikerjakan serta adanya pembagian pekerjaan.
      5. Struktur, artinya ada hubungan dan kerja sama antara manusia yang satu dengan yang lainnya.
      6. Teknologi
      7. Lingkungan, artinya organisasi itu baru ada, jika ada lingkungan yang saling mempengaruhi misalnya ada sistem kerja sosial sama sosial.
  3. Actuating (Pelaksanaan). Pengarahan adalah membuat semua anggota kelompok, agar mau bakerja sama dan bekerja secara ikhlas serta bergairah untuk mencapai tujuan sesuai dengan perencanaan dan usaha-usaha pengorganisasian. Untuk menyelenggarakan fungsi penggerakan pejabat pimpinan harus memiliki kelebihan atas bawahannya, baik dalam hal kecakapan, ketekunan, keuletan, pengalaman maupun keadilan. Apabila tidak demikian, sulitlah baginya untuk mendapatkan goodwill dan kepercayaan dari bawahannya yang menyebabbkan tidak adanya pengikutan dari bawahan karena tidak dapat diikuti dan tidak ditaati oleh yang dipimpinnya. Hal seperti itu mengakibatkan gagalnya suatu penggerakan. Di samping fungsi pembimbingan, diperlukan adanya pemeliharaan kelompok kerja. Dalam haj ini perlu diusahakan adalah agar kelompok-kelompok kegiatan itu dapat merupakan satu kesatuan kerja yang bulat dan kuat, baik ditinjau dari segi kualitas maupun kuantitas. Pelaksanaan merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa, hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan bersama. Penekanan yang terpenting dalam pelaksanaan adalah tindakan membimbing, mengarahkan, menggerakkan, agar bekerja dengan baik, tenang, dan takut, sehingga difahami fungsi, dan diferensiasi tugas masing-masing. Hal ini diperlukan, karena dalam suatu hubungan kerja, diperlukan suatu kondisi yang normal, baik, dan kekeluargaan (familiar), untuk mewujudkan hal ini, tidak terlepas dari peran piawai seorang pimpinan. Berkaitan dengan pengelolaan zakat, pelaksanaan memiliki peran strategis dalam memberdayakan kemampuan sumber daya amil zakat. Dalam konteks ini penggerakan sekaligus memiliki fungsi sebagai motivasi sehingga sumber daya amil zakat memiliki disiplin kerja tinggi. Untuk menggerakkan dan memotivasi karyawan, pimpinan amil zakat harus mengetahui motif dan motivasi yang diinginkan oleh para pengurus amil zakat.
  4. Controlling (Pengawasan)
    1. Pengertian Controlling. Pengawasan meliputi penelitian, pengendalian, pengamatan, dan pemeriksaan. Dengan kata lain, pengawasan adalah usaha pencocokan antara perencanaan dan pelaksanaaannya. Pengawasan harus disertai dengan usaha perbaikan sehubungan dengan kegiatan manajemen. Kesalahan atau penyimpangan yang telah terlihat harus diusahakan perbaikannya dan diarahkan kembali pada yang semestinya. Kesalahan perlu dicari, tetapi sifatnya investigatif dan bertujuan untuk mendapatkan cara pencegahan yang tepat agar pada kemudian hari kesalahan itu tidak terulang.
    2. Tujuan pengawasan
      1. Supaya proses pelaksanaan dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari rencana.
      2. Melakukan tindakan perbaikan (corrective), jika terdapat penyimpangan-penyimangan (deviasi).
      3. Supaya tujuan yang dihasilkan sesuai dengan rencananya.

  • Tipe-tipe Pengawasan

    • Feed forward Control dirancang untuk mengantisipasi masalah-masalah dan penyimpangan dari standar tujuan dan memungkinkan koreksi sebelum suatu kegiatan tertentu diselesaikan.
    • Concurrent Control merupakan proses dalam aspek tertentu dari suatu prosedur harus disetujui dulu sebelum suatu kegiatan dilanjutkan atau untuk menjamin ketepatan pelaksanaan suatu kegiatan.
    • Feedback Control mengukur hasil-hasil dari suatu kegiatan yang telah dilaksanakan.
    SUMBER :
    • Mahmud Aziz Siregar, Islam Untuk Berbagai Aspek Kehidupan, (Yogyakarta: Tiara Kencana, 1999), Cet, Ke-I 
    • Alwisral Imam Zaidallah, strategi Dakwah, (Jakarta : Kalam Mulia, 2005), Cetakan ke-2 
    • Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta : Amzah, 2013) cetak, ke- 2 
    • Malayu s.p. Hasibuan, Manajemen, (Jakarta, PT. Bumi Askara, 2006)
    • H. Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Waamwil, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2013)
    • H. Malayu S.P Hasibuan, Manajemen, (Jakarta: PT. Bumi Askara, 2006) 
    • Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal wa Tamwil, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2013) 
    • Moh. Rifa’i, Fiqih Islam Lengkap, (Semarang: CV. Toha Putra, 1978)

    No comments:

    Post a Comment