Pengertian Pakem
Iistilah PAKEM dikembangkan dari AJEL (Active joyfull and Efective Learning). Untuk pertama kali di Indonesia, pada tahun 1999 disebut Peam (Pembelajaran Efektif, Aktif dan Menyenangkan). Seiring dengan pengembangan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), pada tahun 2002 istilah Peam diganti menjadi Pakem, yaitu kependekan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan Jamal Ma’mur Asmani (dalam Suyadi, 2013: 161).
Rusman, (2014: 322) Pakem merupakan model pembelajaran dan menjadi pedoman dalam bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan pelaksanaan pembelajaran PAKEM, diharapkan berkembangnya berbagai macam inovasi kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang partisipatif, aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
Pembelajaran merupakan implementasi kurikulum di sekolah dari kurikulum yang sudah dirancang dan menuntut aktivitas dan kreativitas guru dan siswa sesuai dengan rencana yang telah diprogramkan secara efektif dan menyenangkan. Ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Brooks bahwa “pembaruan dalam pendidikan harus dimulai dari ‘bagaimana anak belajar’ dan ‘bagaimana guru mengajar’ bukan dari ketentuan-ketentuan hasil.
Pembelajaran Partisipatif, yaitu pembelajaran yang melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran secara optimal. Pembelajaran ini meningkatkan pada keterlibatan siswa pada kegiatan pembelajaran (child center/studen centert) bukan pada dominasi guru dalam penyampaian materi pelajaran (teacher center).
Pembelajaran Aktif, merupakan pembelajran yang lebih banyak aktivitas siswa dalam mengakses berbagai informasidan pengetahuan untuk dibahas dan dikaji dalam proses pembelajaran di kelas, sehingga mereka mendapatkan berbagai pengalaman yang dapat meningkatkan pemahaman dan kompetensinya.
Pembelajaran Kreatif, menuntut guru untuk merangsang kreativitas siswa, baik dalam mengembangkan kecakapan berpikir maupun dalam melakukan suatu tindakan. Berpikir kreatif selalu dimulai dengan berpikir kritis, yakni menemukan dan melahirkan sesuatu yang sebelumnya tidak ada atau memperbaiki sesuatu.
Pembelajaran Efektif, pembelajaran efektif menuntut keterlibatan siswa secara aktif, karena mereka merupakan pusat kegiatan pembelajaran dan pembentukan kompetensi. Siswa harus didorong untuk menafsirkan informasi yang oleh guru sampai informasi tersebut dapat diterima oleh akal sehat.
Pembelajaran Menyenangkan (joyfull instruction) merupakan suatu proses pembelajaran yang di dalamnya terdapat suatu kohesi yang kuat antara guru dan siswa, tanpa ada perasaan terpaksa atau tertekan (not under pressure) Mulyasa (dalam Rusman 2014: 326). Pembelajaran menyenangkan adalah adanya pola hubungan yang baik antara guru dengan siswa dalam proses pemelajaran.
Model PAKEM ini diharapkan dapat menghasilkan pembelajaran yang berkualitas atau bermutu dan menghasilkan perubahan yang signifikan, seperti dalam peran guru di kelas, perlakuan terhadap siswa, pertanyaan, latihan, interaksi, dan pengelolaan kelas (2013: 323-328).
Nilai-Nilai Karakter dalam Pakem
Menurut Suyadi (2013: 170-173), berikut ini akan dikemukakan nilai-nilai karakter yang dapat ditransformasikan melalui model pembelajaan PAKEM.
- Religius. Merupakan upaya serius agar pembelajaran yang menyenangkan tersebut bersentuhan dengan pengalaman spiritual peserta didik, sehingga nuansa pembelajaran terkesan religious dan agamis.
- Kreatif. Istilah “kreatif” dalam Pakem yang tercantum secara ekplisit, menunjukkan dengan jelas bahwa PAKEM mengandung nilai karakter kreatif.
- Rasa Ingin Tahu. Secara ilmiah, iklim pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan akan mendorong munculnya rasa ingin tahu pada diri peserta didik. Iklim pembelajaran yang mencekam dan tidak memberi ruang bebas lagi peserta didik untuk berpikir akan semakin memasung munculnya rasa ingin tahu. Istilah “menyenangkan” dalam PAKEM memberi ruang bagi munculnya kebebasan berpikir peserta didik, sehingga mendorong rasa ingin tahunya.
- Mandiri dan Tanggung Jawab. Model pembelajaran PAKEM akan efektif jika sebelum pelajaran dimulai, guru telah menciptakan suasana belajar sedemikian rupa sehingga peserta didik akan terlihat aktif, kreatif, dan penuh kecerian.
- Toleransi. Nilai toleransi dalam model pembelajaran PAKEM terletak pada daya kreatif peserta didik.
- Demokratis. PAKEM menghargai setiap ide kreatif peserta didik, tentu tidak semua ide dapat ditampung, khusunya dalam kasus-kasus penyelesaian masalah tertentu dalam pembelajaran. Artinya hanya ide kreatif yang terbaiklah yang dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Inilah nilai demokratis yang dapat ditanamkan dalam diri peserta didik melalu model PAKEM.
- Peduli Lingkungan. Nilai kepedulian terhadap lingkungan dalam pembelajaran PAKEM terletak pada aplikasi-aplikasi pembelajaran, karena sering kali pembelajaran dengan model PAKEM ini tidak hanya di dalam kelas, tetapi juga di lingkungan alam bebas.
- Kepedulian Sosial. Nilai kepedulian pembelajaran PAKEM terletak pada pembentukan kelompok-kelompok kecil saat model PAKEM ini digunakan.
Prosedur Penerapan PAKEM
- Peserta didik dilibatkan dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan dengan berorientasi pada belajar secara langsung.
- Guru menggunakan alat bantu, media, teknologi, pendidikan, dan sumber belajar yang bervariatif, termasuk dalam hal ini adalah memanfaatkan linkungan atau alam terbuka untuk belajar, sehingga peserta didik lebih menarik, senang, penuh semangat dan antusias.
- Guru mengatur ruang kelas lebih menarik, dan mengubah secara berkala agar peserta didik tidak bosan. Suasana kelas yang selalu berubah dapat mempengaruhi perubahan pola pikir peserta didik.
- Guru menerapkan cara mengajar yang kooperatif dan bervariatif serta menjalin komunikasi lebih intensif dengan peserta didik.
- Guru memberikan kebebasan berpikir dan berkreasi kepada peserta didik untuk menemukan caranya sendiri dalam memecahkan masalah, termasuk cara belajar itu sendiri (Suyadi 2013: 173-174).
Keunggulan Model Pembelajaran PAKEM
Suyadi (2013: 175) model pembelajaran PAKEM membuat guru tidak monoton dalam menyampaikan materi pelajaran, namun dapat bervariatif dan lebih kreatif dalam menampilkan berbagai materi kepada peserta didik. Begitu pula dengan peserta didik, mereka akan lebih enjoy dan tidak mudah bosan dalam menangkap materi. Guru lebih dekat dengan peserta didik dengan model pembelajaran Pakem, maka guru selalu menjadi inspirator dan motivator bagi peserta didik.
No comments:
Post a Comment