HUMANISME
Karakteristik pendidikan humanism dipengaruhi oleh Abraham Maslow,Crls Rogers,Jean Piaget, dan Jerome Brunner.Pendidikan humanism menekankan pada kebutuhan anak atau child centered,disesuaikan dengan motif/minat peserta didik.
Perlu kita pahami bahwa pendidikan Humanisme berpedoman pada hal-hal berikut,Konsepsi tujuan pendidikanya menekankan pada kebebasan untuk belajar,tujuan pendidikanya adalah aktualisasi diri,perkembangan efektif,dan pembentukan moral.Pada dasarnya, Tujuan pendidikanya adalah untuk membentuk kehidupan manusia yang efektif.
Kurikulum ditekankan pada minat peserta didik dan bukan pada materi subjek yang dirancang seecara terrurai,bidang studi yang dipelajari bersifat komprehensif.
Metode ysng digunakan adalah penemuan dengan menekankan pada kreativitas untuk mengembangkan keingintahuan alami peserta didik.Diharapkan,dengan memperoleh pengalaman dalam kebebasan dilingkungan sekolah yaitu dengan mengatur pendidikanya sendiri,peserta didik mempelajari dasar-dasar tanggng jawab pribadi ataupun tanggung jawab social.
Guru berperan sebagai agen kerja sama yang tampa menunukkan kekuasaan dalam pemdidikan,dapat menciptakan suasana kondusif untuk belajar.
BEHAVIORISME
Behaviorisme sebenarnya merupakan suatu aliran dalam teori belajar disamping aliran kognitif,teori belajar yang mempunyai pengaruh yang amat besar terrhadap pengajaran merupakan penerapan teori-teori psikologi pendidikan.Menurut aliran ini ,demgan indra kita, kita dapat memperoleh pengetahuan tentang realitas fisik yang aturanya mengikuti hokum-hukum alam. ahli behaviorisme menekankan adanya perubahan tingkah laku setelah seseorang memperoleh stimulus dari luar.
Dalam pendidikan aliran ini memiliki pandangan bahwa tujuan pendidikanya mengubah atau memodifikasi tingkah laku,artinya menyiapkan pribadi-pribadi yang sesuai dengan kemampuanya untuk memiliki tanggung jawab dalam kehidupan pribadi dan masyrakat.
Kurikulum yang dikembangkan untuk mencapai tujuan berdasarkan tingkah laku yang telah ditetapkan.Yang telah dikenal di Indonesia dengan istilah tujuan instruksional umum dan tujuan instruksional khusus.Metode yang digunakan antara lain dengan menggunakan penguatan dalam belajar,pengajaran,pemerograman,dan kompetisi.
Peeserta didik tidak memiliki kebebasan untuk menentukan sendiri apa yang akan dipelajari,Tingkah laku yang diharapkan ditentukan oleh penyelenggara pendidikan.Dalam hal ini pendidikan didesain untuk menyiapkan peserta didik menghadapi kehidupanya nanti dan mereka harus belajar sesuai dengan apa yang digariskan oleh penyelenggara pendidikan.Guru memiliki otoritas membuat desain dan mengontrol proses pendidikan,ia bertanggung jawab pada kualitas dan kriteria hasil belajar yang diharapkan.
KONSTRUKSIFISME
Peranan konstruktivisme dalam pendidikan dewasa ini,oleh sebagian pendidik dianggap sesuatu yang baru.apabila kita menggunakan istilah yang dikemukakan oleh .J.Piaget,pengetahuan diperoleh melalui proses aktif individu mengkonstruksi arti dari suatu teks,pengalaman fisik,dialog dan lain-lainya melalui asimilasi pengalaman baru dengan pengertian yang telah dimiliki seseorang.
Tujuan pendidikan konstruksivisme adalah menghasilkan individu yang memiliki kemampuan berpikir untuk menyelesaikan tiap persolan yang dihadapi.
Kurikulum dirancang sedemikian rupa sehingga terjadi situasi yang memungkinkan pengetahuan dan keterampilan dapat dikonstruksi oleh peserta didik.Latihan memecahkan masalah sering kali dilakukan melalui belajar kelompok dengan menganalisis masalah dalam kehidupan sehari hari.
Peserta didik diharapkan selalu aktif dan dapat menemukan cara belajar yang sesuai bagi dirinya.Guru berfungsi sebagai mediator,fasilitator, dan teman yang membuat situasi yang kondusif untuk terjadinya konstruksi pengetahuan pada diri peserta didik.
Itulah beberapa contoh dan uraian singkat aliran filsafat pendidikan yang diterapkan,dengan memahami berbagai pandangan dalam pendidikan,seorang guru diharapkan dapat merancang atau memperbaiki praktik pendidikanya dengan lebih baik.
Jika kita hubungkan pandangan dari tiap-tiap aliran dengan konsep dan pemikiran yang berbeda,dalam observasi sekolah yang berhasil ditemukan adalah peranan kurikulum sebagai landasan dalam proses atau rencana dalam pembelajaran juga dijadikan suatu alat untuk mencapai tujuan pendidikan dalam proses belajar mengajar.
Kurikulum CBSA minsalnya,yang dulunya dijadikan kurikulum diindonesia dalam proses pembelajaran dengan melaksanakan prinsip-prinsip pengaktifan peserta didik dalam belajar, baik ditingkat menengah atas,guna menciptakan situasi yang merangsang daya cipta serta kreatifitas peserta didik untuk berpikir dan menemukan sendiri atau membangun pengetahuan yang berupa konsep-konsep secaraa mandiri.
Dalam hal ini, oservasi yang dilakukan disekolah, subjek khusus yang diambil adlah peserta didik itu sendiri,menyatakan bahwa guru berperan sebagai pengajar,dalam artian sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran itu sendiri. Boleh kita katakana bahwa melalui pendekatan CBSA ( cara belajar siswa aktif ) dan peran guru sebagai fasilitator merupakan terapan dari pandangan Rekonstruksivisme.
Dari system pendidikan diindonesia seperti yang telah dinyatakan sebelumnya bahwa mengajar merupakan bagian dari mendidik, banyak pandangan yang mengacu pada defenisi tentang hal ini, jika kita mengacu pada pandangan Konstruktivisme, maka “mengajar” merupakan proses pengaturan kondisi agar peserta didik dapat dengan mudah membangun pengetahuanya kearah tujuan yang didinginkan, apabila peserta didik memiliki pengetahuan yaitu memahami kosep yang telah disepakati oleh para ilmuan,konsep ini sering disebut sebagai konsep ilmiah,jadi dalam mengajar,berbagai metode dan pendekatan dapat digunakan oleh guru,tetapi pendekatan konsep yang menekankan pada penguasaan konsep yang harus dipahami oleh peserta didik tidak boleh diabaikan.
Seorang guru perlu menguasai konsep-konsep yang akan dikaji serta pedagogi atau ilmu dan seni mengajar materi subjek terkait agar tidak terjadi salah konsep atau miskonsepsi pada diri peserta didik,Selain tiu juga agar menghasilkan pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan Nasional.
No comments:
Post a Comment