Pengertian Ila’

Tuesday, September 18, 2018

Ciri dan Bahaya Perilaku Konsumtif

Pengertian Perilaku Konsumtif

Efendi (2016) mengatakan konsumtif berasal dari bahasa inggris consumtive yang berarti bersifat konsumsi, memakai, menggunakan, menghabiskan sesuatu perilaku boros untuk yang mengonsumsi barang atau jasa secara berlebihan. Konsumtif adalah suatu tindakan menggunakan suatuproduk secara tidak tuntas. Artinya belum habis satu produk dipakai, seseorang telah menggunakan produk jenis yang sama dari merek lain.

Ermawati & Indiyati (2011) mendefinisikan perilaku konsumtif adalah tindakan membeli sesuatu yang tidak terlalu diperlukan sehingga sifatnya bersifat berlebihan. Perilaku konsumtif ini didorong oleh keinginan atau kesenangan untuk mencari kepuasan, kesenangan fisik atau hanya menciba sesuatu yang baru, bukan didasari oleh faktor kebutuhan.

Belk, Eastman dkk. (dalam Suminar & Maiyuntari, 2015) mendefinisikan perilaku konsumtif sebagai perilaku konsumen dalam mencari dan membeli barang dan jasa yang dapat menghasilkan status sosial serta prestige sengan mengabaikan penghasilan maupun kelas sosial mereka yang sebenarnya.

Sumartono (dalam Munazzah, 2016) mengatakan perilaku konsumtif adalah suatu perilaku yang tidak lagi didasarkan pada pertimbangan yang rasional. Melainkan karena adanya keinginan yang sudah mencapai taraf tidak rasional lagi. Perilaku konsumtif melekat pada seseorang bila orang tersebut membeli sesuatu di luar kebutuhan (need) tetapi sudah kepada faktor keinginan (want).

Engel (dalam Efendi, 2016) mengemukakan perilaku konsumtif adalah tndakan-tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang-barang jasa ekonomis termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut.

Neufeldt (dalam Rahma & Reza, 2013) menggambarkan perilaku konsumtif sebagai suatu tindakan yang tidak rasional dan bersifat kompulsif sehingga secara ekonomis menimbulkan pemborosan dan efisiensi biaya.

Berdasrkan beberapa definisi yang telah dijabarkan, maka dapat dapat diambil kesimpulan perilaku konsumtif adalah perilaku mengkonsumsi barang dan jasa yang mahal dengan intensitas yang terus meningkat demi mendapatkan sesuatu yang lebih baru, lebih bagus dan lebih banyak serta melebihi kebutuhan yang sebenarnya untuk menunjukkan status sosial, prestige kekayaan dan keistimewaan, juga untuk mendapatkan kepuasan akan kepemilikan.

Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumtif

Secara garis besar Gunita (2014) menyebutkan bahwa faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku konsumtif ada dua, yaitu internal dan eksternal: 
  1. Faktor Internal. Faktor internal ini juga terdiri dari dua aspek, yaitu faktor psikologis dan faktor pribadi. 
    1. Faktor psikologis, juga sangat mempengaruhi seseorang dalam bergaya hidup konsumtif, diantaranya :
      • Motivasi, dapat mendorong karena dengan motivasi tinggi untuk membeli suatu produk, barang / jasa maka cenderung akan membeli tanpa menggunakan faktor rasional.
      • Persepsi, berhubungan erat dengan motivasi. Dengan persepsi yang baik maka motivasin untuk bertindak akan tinggi dan ini menyebabkan orang tersebut bertindak secara rasional.
      • Sikap pendirian dan kepercayaan. Melalui bertindak dan belajar orang akan memperoleh kepercayaan dan pendirian. Dengan kepercauuan pada penjual yang berlebihan dan dengan pendirian yang tidak stabi dapat menyebabkan perilaku konsumtif.
    2. Faktor Pribadi. Keputusan untuk membeli sangat dipengaruhi oleh karakteristik pribadi yaitu:
      • Usia, pada usia remaja kecenderungan seseorang untuk berperilaku konsumtif lebih besar dari pada orang dewasa.
      • Pekerjaan, mempengaruhi pola konsumsinya. Seseorang dengan pekerjaan yang berbeda tentunya akan mempunyai kebutuhan yang berbeda pula. Hal ini dapat menyebabkan seseorang berperilaku konsumtif untuk menyesuaikan diri dengan pekerjaannya.
      • Keadaan ekonomi orang yang mempunyai uang yang cukup akan cenderung lebih akan sering membelanjakan yangnya untuk membeli barang, sedangkan orang yang ekonomi rendah akan cenderung hemat.
      • Kepribadian dan konsep diri. Kepribadian dan konsep diri dapat menentukan pola hidup seseorang demikian juga perilaku konsumtif pada seseorang dapat dilihat dari tipe kepribadian tersebut.
      • Jenis kelamin. Jenis kelamin mempengaruhi kebutuhan membeli, karena remaja putri lebih konsumtif dibandingkan dengan pria.
  2. Faktor Eksternal / Lingkungan. Perilaku konsumtif dipengaruhi oleh lingkungan dimana ia dilahirkan dan dibesarkan. Variabel – variabel yang termasuk dalam, faktor eksternal dan mempengaruhi perilaku konsumtif adalah kebudayaan, kelas sosial, kelompok sosial, dan keluarga.
    1. Kebudayaan. Faktor budaya memilki pengaruh yang mendalam. Hal ini disebabkan karena budaya bertindak sebagai penentu keinginan dan perilaku yang mendasar. Budaya dapat didefinisikan sebagai hasil kreativitas manusia dari suatu generasi ke generasi buerikutnya yang sangat menentukan bentuk perilaku dalam kehidupannya sebagai anggota masyarakat. Manusia dengan kemampuan akal budaya telah mengembangkan berbagai macam sistem perilaku demi keperluan hidupnya. Kebudayaan adalah determinan yang paling fungsional dari keinginan dan perilaku seseorang.
    2. Kelas Sosial. Pada dasarnya manusia Indonesia dikelompokan dalam tiga golongan yaitu, gplongan atas, golongan menengah dan golongan bawah. Perilaku konsumtif antara kelompok sosial satu dengan yang lain akan berbeda, dalam hubungannya dengan perilaku konsumtif. Mangkunegara (2014) mengkarakteristik antara lain :
      • Kelas sosial golongan atas memiliki kecenderungan membeli barang- barang yang mahal, membeli pada toko yang berkualitas dan lengkap, konservatif dalam konsumsinya, barang – barang yang di beli cenderung dapat menjadi warisan bagi keluarganya.
      • Kelas sosial golongan menengah cenderung membeli barang untuk menampakan kekayaannya, membeli barang dengan jumlah banyak dengan kualitasnya cukup memadai. Mereka berkeinginan membeli barang dengan sistem kredit.
      • Untuk Kelas sosial golongan rendah cenderung membeli barang dengan mementingkan kuantitas dari pada kualitasnya. Pada umumnya mereka membeli barang untuk kebutuhan sehari–hari, memanfaatkan penjualan barang-barang yang diobaral atau penjualan dengan harga promosi. 
    3. Keluarga. Sangat penting dalam membeli karena keluarga adalah pengaruh konsumsi untuk banyak produk. Selain itu keluarga dapat didefinisi sebagai suatu unit masyarakat yang terkecil yang perilakunya sangat mempengaruhi dan menentukan dalam pengambilan keputusan membeli. Peranan setiap anggota keluarga dalam membeli berbeda-beda menurut barang yang dibelinya. Orang yang berbeda dalam suatu keluarga dapat memainkan peran sosial yang berbeda dan menampakan perilaku yang berbeda pada saat mengambil keputusan dan mengkonsumsi.
Dari beberapa faktor diatas maka dapat dilihat bahwa dua faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen diantaranya faktor internal dan eksternal. Faktor internal. Faktor internal meliputi psikologis dan pribadi, sedangkan faktor eksternal meliputi kebudayaan, kelas sosial serta keluarga.

Aspek-aspek Perilaku Konsumtif

Aspek-aspek perilaku konsumtif menurut Sumartono (dalam Ermawati & Indriyati, 2011) adalah :
  1. Impulsif Buying. Aspek ini menunjukkan bahwa seorang remaja berperilaku membeli semata-mata karena didasari oleh hasrat tiba-tiba/keinginan sesaat, dilakukan tanpa terlebih dahulu mempertimbangkannya, tidak memikirkan apa yang akan terjadi kemudian dan biasanya bersifat emosional. 
  2. Pembelian tidak Rasional ; pembelian yang didasari sifat emosional, yaitu suatu dorongan untuk mengikuti orang lain atau berbeda dengan orang lain tanpa pertimbangan dalam mengambil keputusan dan adanya perasaan bangga.
  3. Wasteful buying (pemborosan), yaitu pembelian yang mengutamakan keinginan dari pada kebutuhan dan menyebabkan remaja menghambur-hamburkan uang untuk bermacam-macam keperluan yang tidak sesuai dengan kebutuhan pokoknya sendiri.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek perilaku konsumtif adalah impulsif, pembelian tidak rasional, dan pemborosan.

Karakteristik Perilaku Konsumtif

Beberapa karakteristik perilaku konsumtif menurut Efendi (2016) adalah :
  1. Pembelian produk ditujukan bukan karena nilai guna produk 
  2. Konsumen yang membeli produk secara terus menerus tidak mempertimbangkan dampak negatif pembelian 
  3. Pembelian produk yang tidak bertujuan memenuhi kebutuhan utama dalam frekuensi tinggi dapat memengaruhi hormonisasi dalam keluarga dan lingkungan sosial 
  4. Perilaku ini merupakan perilaku pembelian yang tidak bisa dikontrol oleh individu
  5. Ada dorongan yang kuat untuk memengaruhi konsumen segera membeli produk tanpa mempertimbangkan risiko, misalnya keuangan
  6. Pembelian dilakukan secara tiba-tiba tanpa mencari informasi
  7. Pembelian dilakukan untuk menghilangkan kekhawatiran atau ketakutan dalam diri
  8. Perilaku yang ditujukan untuk melakukan untuk melakukan kompensasi, misalnya kurangnya perhatian keluarga.
Ciri-ciri dan Bahaya Perilaku Konsumtif

Untuk mengetahui tingkah laku konsumtif, Sarwono (dalam Pangastuti, 2014) secara ringkas menyebutkan tingkah laku konsumtif dibagi menjadi dua, yaitu :
  1. Tingkah laku investasi 
    • Investasi jangka pendek, misalnya : membeli sebuah mesin jahit untuk membuka sebuah perusahaan konveksi.
    • Investasi jangka panjang, misalnya : menyekolahkan anak agar kelak memperoleh penghasilan yang beasr atau mebayar asuransi.
  2. Tingkah laku yang semata-mata konsumtif. Tidak mudah untuk mengetahui mana yang termasuk pada tingkah laku konsumtif. Karena perbedaan antara kebutuhan dan keinginan sifatnya kualitatif. Tindakan perilaku konsumsi seseorang sangat dipengaruhi oleh tujuan dan manfaat dari barang yang dibeli serta keterjangkauan dan harga barang yang ingin dimilikinya. Dari uraian sebelumnya diketahui ciri-ciri perilaku konsumtif yaitu:
    • Membeli suatu barang atau jasa bukan karena kebutuhan (needs) melainkan karena keinginan (wants).
    • Tidak digunakan sebagai sesuatu yang dihasilkan (produktif) melainkan hanya untuk menujukan harga diri (prestise) dari pemakai.
    • Harga diluar jangkauannya, artinya individu memaksakan untuk membeli suatu barang yang diinginkannya walaupun ia harus meminjam uang atau menggunakan uang yang dialokasikan untuk kepentingan lain.
Perilaku konsumtif dapat menimbulkan kerugian-kerugian (bahaya), Sarwono (dalam Pangastuti, 2014) sebagai berikut:
  1. Jika orang tidak mampu maka akan menimbulkan masalah ekonomi bagi keluarganya.
  2. Perilaku konsumtif akan melekat pada diri remaja, kelak meraka akan menjadi orang dewasa dengan gaya hidup yang konsumtif, jika finansial tidak mencukupi maka cara untuk memenuhinya dapat melalui cara-cara yang tidak sehat atau menggunakan cara cepat misalnya menipu orang tua atau orang lain, melakukan tindakan asusila.
  3. Budaya konsumtif dapat membuat remaja berpikiran bahwa kesenangan, kebahagiaan dan ketenangan hanya diperoleh dari materi, akhirnya jadilah remaja yang matrealistis.
  4. Budaya konsum tif cepat merugikan bangsa, karena gaya hidup konsumtif akan cenderung membeli produk-produk luar negeri karena kebanyakan produk-produk luar negeri dianggap lebih melambangkan kemewahan sehingga mengakibatkan produk-produk dalam negeri tidak berkembang.
  5. Budaya konsumtif dapat menimbulkan kecemburuan sosial.
  6. Perilaku konsumtif dapat menimbulkan stress dan ketidak bermaknaan hidup. Makna hidup diredukasi menjadi sebatas yang dapat memberikan kesenangan materi, namun setelah semuanya tercapai mulailah dirasakan hilangnya tujuan hidup.

No comments:

Post a Comment