Pengertian Ila’

Monday, September 17, 2018

Perilaku Agresi

Pengertian Agresi

Agresi adalah tingkah laku individu yang ditunjukkan untuk melukai atau mencelakakan individu lain yang tidak menginginkan datangnya tingkah laku tersebut (Baron, dalam Utomo, 2012). Agresi merupakan sesuatu yang mencakup empat hal, yaitu : tingkah laku, tujuan untuk melukai, atau mencelakakan, individu yang menjadi perilaku dan individu yang menjadi korban, serta ketidak inginan korban menerima perilaku si pelaku (Utomo, 2012).

Menurut Dayakisni dan Hudaniah (2009) secara umum agresi dapat diartikan sebagai suatu serangan yang dilakukan oleh suatu organisme terhadap organisme lain, obyek lain, atau bahkan pada diri sendiri. Definisi dari Widyastuti (2014) menyatakan bahwa terdapat tiga pengertian agresi, yaitu
agresi adalah sebagai perilaku melukai atau mempertimbangkan apakah orang tersebut bermaksud melukai, b) agresi adalah sesuatu hal yang buruk, namun sebenarnya terdapat agresi antisosial dan prososial, c) agresi adalah sesuatu hal yang berbeda antara perilaku agresi dengan perasaan agresi. Menurut Berkowitz (dalam Kulsum, 2014), agresi merupakan suatu bentuk perilaku yang mempunyai niat tertentu untuk melukai secara fisik atau psikologis pada diri orang lain. Selain itu Murray (dalam Kulsum 2014) juga mengatakan bahwa agresi adalah suatu cara untuk mengatasi untuk mengatasi perlawanan dengan kuat atau menghukum orang lain.

The Encyclopedic Dictionary of Psychiatry defines aggression as „a set of hostile behaviors whichcan occur in the conscious, unconscious or fantasmatic plan, in order to destroy,depreciate, constrain, deny or humiliate a person, an object invested with socialsignificance or self-oriented...” (Gorgos dalam OPROIU, 2013).

Berdasarkan pengertian dan definisi agresi yang telah dikemukakan oleh para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa agresi adalah tingkah laku menyakiti atau melukai orang lain baik secara fisik maupun psikologis untuk mengatasi perlawanan terhadap situasi yang tidak menyenangkan dan menghukum orang lain.

Pengertian Perilaku Agresi

Mac Neil & Stewart (dalam Hanurawan, 2012) menjelaskan bahwa perilaku agresi adalah suatu perilaku atau suatu tindakan yang diniatkan untuk mendominasi atau berperilaku secara destruktif, melalui kekuatan verbal atau kekuatan fisik yang diarahkan kepada objek sasaran perilaku agresi.

Menurut Atkinson dkk. (Kulsum, 2014) mendefinisikan perilaku agresi adalah tingkah laku yang diharapkan untuk merugikan orang lain, perilaku yang dimaksud untuk melukai orang lain (baik secara fisik atau verbal) atau merusak harta benda. Krahe (dalam Auliya, 2014) mendefinisikan perilaku agresi merupakan perilaku yang dimaksudkan untuk menyakiti orang lain baik secara fisik ataupun verbal.

Menurut Robert Baron (dalam Dayakisni dan Hudaniah, 2009) menyatakan bahwa perilaku agresi adalah tingkah laku individu yang ditujukan untuk melukai atau mencelakakan individu lain yang tidak meninginkan datangnya tingkah laku tersebut. Strickland (dalam Hanurawan, 2012) juga mengemukakan bahwa perilku agresi adalah setiap tindakan yang yang diniatkan untuk melukai, menyebabkan penderitaan dan untuk merusak orang lain.

Menurut Auliya (2014) perilaku agresi individu merupakan salah satu yang dapat disebabkan oleh kepentingan kelompok yang harus dipenuhi tanpa memperdulikan tindakan yang dilakukan sesuai atau tidak dengan norma yang berlaku.

Berdasarkan pengertian dan definisi perilaku agresi yang telah dikemukakan oleh para ahli diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa perilaku agresi adalah tingkah laku yang merusak dan menyakiti orang lain baik secara fisik maupun psikis dan langsung ataupun tidak langsung kepada orang lain.

Aspek – Aspek Perilaku Agresi

Krahe (dalam Widyastuti, 2014) merangkum sembilan aspek dalam perilaku agresi, yaitu :
  1. Modalitas respon (response modality). Meliputi tindakan agresi secara fisik atau secara verbal 
  2. Kualitas respon (response quality). Meliputi tindakan agresi yang berhasil mengenai sasaran atau tindakan agresi yang gagal mengenai sasaran
  3. Kesegeraan (immediacy). Meliputi tindakan agresi yang dilakukan individu langsung kepada sasaran atau yang dilakukan melalui strategi – strategi secara tak langsung
  4. Visibilitas (visibility). Meliputi perilaku agresi yang tampak dari perilaku individu atau yang tampak dari luar, namun dirasakan oleh individu
  5. Hasutan (instigation). Meliputi perilaku agresi yang terjadi karena diprovokasi atau yang merupakan tindakan balasan
  6. Arah sasaran (goal direction). Meliputi perilaku agresi yang terjadi karena adanya rasa permusuhan kepada sasaran (hostility) atau yang dilakukan karena adanya tujuan lain yang diinginkan (instrumental)
  7. Tipe kerusakan (type of damage). Meliputi perilaku agresi yang menyebabkan kerusakan fisik atau yang menyebabkan kerusakan psikologis pada sasaran agresi
  8. Durasi akibat (duration of consequences). Meliputi perilaku agresi yang meyebabkan kerusakan sementara atau yang menyebabkan kerusakan jangka panjang.
  9. Unitt – unit sosial yang teribat (social uni involved). Meliputi perilaku agresi yang dilakukan individu atau yang dilakukan secara berkelompok
Buss (aydin dalam babaroglu, 2016), analyzed aggression based on three aspects, they are :
  1. physical-verbal, 
  2. active-passive and direct-indirect aggression, 
  3. respectively
Dari uraian di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat sembilan aspek dalam perilaku agresi yaitu modalitas respon, kualitas respon, kesegeraan, visibilitas, hasutan, arah sasaran, tipe kerusakan, durasi akibat, dan unit – unit sosial yang terlibat.

Teori – Teori Tentang Agresi

Menurut Kulsum (2014) terdapat beberapa teori – teori tentang agresi, yaitu :
  1. Teori Bawaan
    • Teori Psikoanalisis. Freud dalam teori psikoanalisis kalsiknya mengemukakan bahwa agresi adalah satu dari dua naluri dasar manusia. Naluri agresi atau tanatos ini merupakan pasangan dari naluri seksual atau eros. Naluri agresi berfungsi mempertahankan jenis (Kulsum, 2014). Menurut Lorenz (dalam Kulsum, 2014) dalam teori naluri bahwa agresi merupakan bagian dari naluri hewan yang di perlukan untuk survival (bertahan) dalam proses evolusi.
    • Teori Biologi. Teori biologi mencoba menjelaskan perilaku agresif, baik dalam proses faal maupun teori genetika (ilmu keturunan) (Kulsum, 2014). Dalam proses faal, Moyer (dalam Kulsum, 2014) berpendapat bahwa perilaku agresif ditentukan oleh proses tertentu yang terjadi di otak dan susunan syaraf pusat.
  2. Teori Lingkungan
    • Teori frustasi – agresi klasik. Teori yang dikemukakan oleh Dollard dkk. dan Miller (dalam Kulsum, 2014) intinya berpendapat bahwa agresi dipicu oleh frustasi. Frustasi artinya adalah hambatan terhadap pencapaian suatu tujuan (Kulsum, 2014).
    • Teori Frustasi – Agresi Baru. Dalam perkembangan teori agresi, terjadi beberapa modifikasi terhadap toeri frustasi – agresi yang klasik (Kulsum, 2014). Salah satu modifikasi itu berasal dari Burstein dan Worchel (dalam Kulsum, 2014) yang membedakan antara frustasi dan iritasi. Jika suatu hambatan terhadap pencapaian tujuan dapat dimengerti alasannya, yang terjadi adalah iritasi (gelisah, sebal), bukan frustasi (kecewa, putus asa) (Kulsum, 2014).
    • Teori Belajar Sosial. White dan Humphrey (dalam Kalsum, 2014) menemukan bahwa wanita – wanita yang agresif mengalami sendiri perlakuan agresif terhadap dirinya, baik yang diperolehnya dari orang tuanya, teman prianya maupun pacarnya.
  3. Teori Kognitif. Inti dari teori kognisi adalah proses yang terjadi pada kesadaran dalam membuat penggolongan (kategorisasi), pemberian sifat – sifat (atribusi), penilaian, dan pembuat keputusan (Kalsum, 2014). Menurut Coleman (dalam Kalsum, 2014) agresivitas di Bosnia sangat terkait dengan pembentukan skema (sejak masa kanak – kanak) tentang hubungan antara perbatasan dan kekuasaan.
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat tiga garis besar mengenai teori – teori tentang agresi yaitu teori bawaan, teori lingkungan, dan teori kognitif.

Jenis – Jenis Agresi

Secara umum, Myers (dalam Kalsum, 2014) membagi agresi dalam dua jenis, yaitu :
  1. Agresi rasa benci atau agresi emosi (hostile agression)
  2. Agresi sebagai sarana untuk mencapai tujuan lain (instrumental agression)
Sears, Freedman dan Peplau (dalam Kalsum, 2014) juga membagi agresi dalam tiga jenis, yaitu :
  1. Perilaku melukai dan maksud melukai. Perilaku agresif adalah yang paling sedikit mempunyai unsur maksud melukai dan lebih pasti terdapat pada perbuatan yang bermaksud melukai dan berdampak sungguh – sungguh melukai
  2. Perilaku agresi yang antisosial dan yang prososial. Perilaku agresif yang prososial biasanya tidak dianggap sebagai agresi, sementara perilaku agresif yang antisosial dianggap agresif.
  3. Perilaku dan perasaan agresif. Perbedaan di antara perilaku dan perasaan agresif ini terletak pada sumbernya, yaitu pada pemberian atribusi oleh korban terhadap perilaku.

No comments:

Post a Comment