Pengertian Ila’

Monday, September 17, 2018

Pengertian Regulasi Emosi

Pengertian Regulasi Emosi

Regulasi emosi merupakan proses ekstrinsik dan intrisik yang bertanggung jawab memonitor, mengevaluasi, memodifikasi reaksi emosi, dan secara intensif dan khusus untuk mencapai tujuan. Regulasi emosi meliputi perubahan dalam kualitas, intensitas, durasi dan latensi dari reaksi emosional dan ekspresi dalam proses adaptasi (Thompson dalam Arviyenna, 2015). Sedangkan menurut Greenberg (dalam Hartanti, 2014) bahwa regulasi emosi merupakan suatu proses individu dalam mengontrol, mengelola dan menyeimbangkan segala emosinya terutama emosi negatif sehingga dapat diunggapkan dengan tepat.

Menurut Reivich dan Shatte (dalam Ellisyani dan Setiawan, 2016), regulasi emosi merupakan kemampuan untuk tenang di bawah tekanan. Eisenberg (dalam, Hasanah, 2010) juga menjelaskan regulasi emosi adalah mencapai sesuatu melalui usaha mengatur perhatian meliputi mengubah gangguan dan memfokuskan perhatian dan menyadari situasi yang mengarah ke emosi dengan membangun pemikiran positif dengan baik melalui proses neuropsikologis.

Gross (dalam Ubaidillah, 2014) dengan mengatakan bahwa regulasi emosi sebagai pemikiran atau perilaku yang dipengaruhi oleh emosi. Sehingga, ketika mengalami emosi yang berlebihan, seseorang biasanya tidak dapat berpikir dengan jernih dan melakukan tindakan di luar kesadaran, sebab kemampuan regulasi emosi berhubungan dengan bagaimana seseorang dapat menyadari dan mengatur pemikiran dan perilakunya dalam emosi-emosi yang berbeda-beda, baik negatif maupun positif. Seseorang dengan kemampuan regulasi emosi yang baik dapat mengembangkan kemampuan dan membantu mereka dalam mengendalikan emosi. Kemampuan ini disebut dengan regulasi emosi.

Berdasarkan defenisi-definisi tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa regulasi emosi merupakan suatu proses baik secara sadar maupun tidak sadar dalam mengelola emosi serta mengekspresikannya.

Aspek-aspek Regulasi Emosi

Thompson (dalam Ellisyani dan Setiawan, 2016), membagi aspek-aspek regulasi emosi yang terdiri dari tiga macam, yaitu:
  1. Kemampuan memonitor emosi (emotions monitoring) yaitu kemampuan individu untuk menyadari dan memahami keseluruhan proses yang terjadi didalam dirinya, perasaannya, pikirannya dan latar belakang dari tindakannya.
  2. Kemampuan mengevaluasi emosi (emotions evaluating) yaitu kemampuan individu untuk mengelola dan menyeimbangkan emosi-emosi yang dialaminya. Kemampuan untuk mengelola emosi khususnya emosi negatif seperti kemarahan, kesedihan, kecewa, dendam dan benci akan membuat individu tidak terbawa dan terpengaruh secara mendalam yang dapat mengakibatkan individu tidak dapat berfikir secara rasional.
  3. Kemampuan memodifikasi emosi (emotions modification) yaitu kemampuan individu untuk meruba emosi sedemikian rupa sehingga mampu memotivasi diri terutama ketika individu berada dalam putus asa, cemas dan marah. Kemampuan ini membuat individu mampu bertahan dalam masalah yang sedang dihadapinya.
Gross, J.J, dan John, O.P (2003) juga membagi aspek-aspek regulasi menjadi dua bagian, yaitu:
  1. Cognitive Reappraisal yaitu bentuk perubahan kognitif yan melibatkan menafsirkan situasi yang berpotensi memunculkan emosi dengan cara yang mengubah dampak emosional.
  2. Expressive Suppression yaitu bentuk modulasi respon melibatkan individu mengurangi perilaku emosi yang ekspresif ketika individu sudah dalam keadaan emosional.
Berdasarkan penjelasan dua aspek-aspek regulasi emosi dan dari dua tokoh teori yang berbeda di atas dapat disimpulkan bahwa seseorang yang mampu mengelola emosinya secara efektif mempunyai kemampuan memonitor emosi, kemampuan mengevaluasi emosi dan kemampuan memodifikasi emosi serta cognitive reappraissal dan expressive suppression.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Regulasi Emosi

Menurut Fox & Calkin (dalam Hasanah, 2010) pengendalian emosi dipengaruhi oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik, antara lain:
  1. Faktor Intrinsik. Faktor intrinsik yang berpengaruh terhadap pengendalian emosi antara lain:
    • Temperamen. Dari beberapa penelitian longitudinal ditemukan bahwa temperamen pada masa bayi memegang peranan dalam perkembangan pengendalian emosi.
    • Perhatian atau attension . Dari beberapa penelitian ditemukan bahwa anak memiliki kemampuan atensi yang baik memiliki fisiologis yang baik yang kemudian berpengaruh pada temperamen dan kemampuan anak dalam mengelola emosinya.
  2. Faktor ekstrinsik. Faktor ekstrinsik yang berpengaruh terhadap pengendalian emosi antara lain:
    • Caregivers. Caregivers khususnya ibu memberikan kontribusi yang besar bagi kemampuan anak dalam pengendalian emosi. Anak yang memiliki hubungan yang baik dengan ibu akan memiliki self comfort, dan rasa aman yang kemudian berpengaruh pada temperamen dan kemampuan anak dalam mengelola emosinya. Individu akan belajar mengekspresikan emosi melalui identifikasi terhadap orang terdekat, khususnya ibu sebagai figur yang dekat semenjak indivudu masih bayi. Individu belajar secara trial and error mencoba untuk mengekspresikan emosinya dan akan mengulang reaksi yang menurut mereka paling berhasil, dan meninggalkan reaksi yang menurutnya tidak berhasil.
    • Saudara dan teman sebaya. Saudara dan teman sebaya memiliki peran sebagai pendukung dan model bagi ekspresi emosi anak. Individu belajar mengekspresikan emosi dengan mengamati hal-hal yang membangkitkan emosi tertentu pada orang lain, kemudian individu tersebut akan bereaksi dengan ekspresi yang sama dengan orang yang diamatinya. 
    • Lingkungan. Lingkungan sosial seperti sekolah dan media masa berperan dalam mensosialisasikan cara ekspresi yang dapat diterima oleh masyarakat.
Regulasi emosi dipengaruhi oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik, faktor intrinsik meliputi temperamen dan perhatian. Faktor ekstrinsik meliputicaregivers khususnya ibu, identifikasi orang yang dekat secara emosional, meniru saudara atau teman sebaya dan lingkungan individu tinggal.

No comments:

Post a Comment