Pengertian Ila’

Friday, September 21, 2018

Aspek Self Efficacy

Pengertian Self Efficacy

Ghufron dan Risnawita (2011) mengatakan self efficacy adalah hasil dari proses kognitif berupa keputusan, keyakinan, atau pengharapan tentang sejauh mana individu memperkirakan kemampuan dirinya dalam melaksanakan tugas atau tindakan tertentu yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Baron dan Byrne (dalam Ghufron dan Risnawita ,2011) mengatakan self efficacy adalah keyakinan seseorang akan kemampuan atau kompetensinya atas kinerja tugas yang diberikan, mencapai tujuan atau mengatasi sebuah hambatan. Bandura (dalam Feist dan Feist, 2010) self efficacy adalah keyakinaan seseorang dalam kemampuannya untuk melakukan suatu bentuk control terhadap keberfungsian orang itu sendiri dan kejadian dalam lingkungan. Efikasi diri adalah perasaan diri sendiri mengenai kemampuan untuk menguasai berbagai tantangan dan meraih berbagai tujuan (Papalia, Olds, Feldman, 2009).

Alwisol (2009) menyatakan bahwa self efficacy sebagai persepsi diri sendiri mengenai seberapa bagus diri dapat berfungsi dalam situasi tertentu, self efficacy berhubungan dengan keyakinan bahwa diri memiliki kemampuan melakukan tindakan yang diharapkan. Bandura mengatakan (Alwisol, 2009) Self efficacy adalah bagaimana orang bertingakah laku dalam situasi tertentu tergantung kepada resiprokal yang berhubungan dengan keyakinan bahwa dia mampu atau tidak mampu melakukan tindakan yang memuaskan.

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa self efficacy adalah keyakinan terhadap diri sendiri untuk menghadapi pekerjaan, situasi maupun lingkungan disekitar kita dan menyelesaikan semua permasalahan yang berhubungan dengan hal-hal tersebut.

Sumber-Sumber Self Efficacy

Bandura (dalam Anwar, 2009) menyatakan bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi efikasi diri pada diri individu antara lain:
  1. Budaya. Budaya mempengaruhi efikasi diri melalui nilai (value), kepercayaan (belief), dan proses pengaturan diri (self-regulatory process) yang berfungsi sebagai penilaian efikasi diri dan juga sebagai konsekuensi dari keyakinan akan efikasi diri.
  2. Gender. Perbedaan gender juga berpengaruh terhadap efikasi diri. Hal ini dapat dilihat dari penelitian Bandura (1997) yang menyatakan bahwa wanita lebih efikasinya yang tinggi dalam mengelola perannya. Wanita yang memiliki peran selain sebagai ibu rumah tangga, juga sebagai wanita karir akan memiliki efikasi diri yang tinggi dibandingkan dengan pria yang bekerja.
  3. Sifat dari tugas yang dihadapi. Derajat kompleksitas dari kesulitan tugas yang dihadapi oleh individu akan mempengaruhi penilaian individu terhadap kemampuan dirinya sendiri. Semakin kompleks suatu tugas yang dihadapi oleh individu maka akan semakin rendah individu tersebut menilai kemampuannya. Sebaliknya, jika individu dihadapkan pada tugas yang mudah dan sederhana maka akan semakin tinggi individu tersebut menilai kemampuannya.
  4. Insentif eksternal. Faktor lain yang dapat mempengaruhi efikasi diri individu adalah insentif yang diperolehnya. Bandura menyatakan bahwa salah satu faktor yang dapat meningkatkan efikasi diri adalah competent contingens incentive, yaitu insentif yang diberikan oleh orang lain yang merefleksikan keberhasilan seseorang.
  5. Status atau peran individu dalam lingkungan. Individu yang memiliki status yang lebih tinggi akan memperoleh derajat kontrol yang lebih besar sehingga efikasi diri yang dimilikinya juga tinggi. Sedangkan individu yang memiliki status yang lebih rendah akan memiliki kontrol yang lebih kecil sehingga efikasi diri yang dimilikinya juga rendah.
  6. Informasi tentang kemampuan diri. Individu akan memiliki efikasi diri tinggi, jika ia memperoleh informasi positif mengenai dirinya, sementara individu yang memiliki efikasi diri yang rendah, jika ia memperoleh informasi negatif mengenai dirinya.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi efikasi diri pada diri individu antara lain budaya, gender, sifat dari tugas yang dihadapi, Insentif eksternal, status atau peran individu dalam lingkungan, informasi tentang kemampuan diri.

Aspek-aspek Self Efficacy

Corsini (dalam Verlitasari, 2014) menyatakan bahwa aspek-aspek self efficacy adalah sebagai berikut:
  1. Kognitif. Kemampuan seseorang memikirkan cara-cara uang digunakan dan merancang tindakan yang akan diharapkan. Asumsi yang timbul pada aspek kognitif ini adalah semakin efektif kemampuan seseorang dalam analisis berfikir dan dalam berlatih mengungkapkan ide-ide atau gagasan pribadi maka akan mendukung seseorang bertindak tepat untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Fungsi utama kognitif dalam diri seseroang adalah untuk memprediski kejadian sehari-hari yang akan berakibat pada masa depan.
  2. Motivasi. Kemampuan seseorang memotivasi diri melalui fikiranya untuk melakukan suatu tindakan dan keputusan dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Motivasi seseorang timbul dari pemikiran optimis dan dalam dirinya untuk mewujudkan tujuan yang diharapkan. Motivasi dalam self efficacy digunakan untuk memprediksi keberhasilan seseorang.
  3. Afeksi . Kemamapuan mengatasi emosi yang timbul pada diri sendiri untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Afeksi ditunjukan dalam mengontrol kecemasan dan perasaan depresif yang mengahalangi pola-pola pikir yang benar untuk mencapai tujuan.
  4. Seleksi. Kemampuan seseorang untuk menyeleksi tingkah laku lingkungan yang tepat sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Asumsi yang timbul pada aspek ini ketidakmampuan orang dlam melakukan seleksi, membuat orang tidak percaya diri, bingung dan mudah menyerah ketika menghadapi masalah dan situasi yang sulit.
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek self efficacy terdiri dari aspek kognitif, motivasi, afeksi dan seleksi.

Dimensi-dimensi Self efficacy

Menurut Bandura (dalam Ghufron dan Risnawati, 2011) efikasi diri pada tiap individu akan berbeda antara satu individu dengan yang lainya berdasarkan tiga dimensi yaitu :
  1. Dimensi tingkat (Level). Dimensi ini berkaitan dengan derejat kesulitan tugas ketika dihadapkan pada tugas-tugas yang disusun menurut tingkat kesulitannya, maka efikasi diri individu mungkin akan terbatas pada tugas-tugas yang mudah, sedang, atau bahkan meliputi tugas-tugas yang sulit, sesuai dengan batas kemampuan yang dirasakan untuk memenuhi tuntutan perilaku yang dibutuhkan pada masing-masing tingkat. Dimensi ini memiliki implikasi terhadap penilaian tingkah laku yang akan dicoba atau dihindari.
  2. Dimensi kekuatan (strenght). Dimensi ini berkaitan dengan tingkat kekuatan dari keyakinan atau pengharapan individu mengenai kemampuannya. Dimensi ini berkaitan langsung dengan dimensi level, yaitu makin tinggi taraf kesulitan tugas, makin lemah keyakinan yang dirasakan untuk menyelesaikannya.
  3. Dimensi generalisasi (generality). Dimensi ini berkaitan luas dengan luas bidang tingkah laku yang mana individu merasa yakin akan kemampuannya. Individu dapat merasa yakin dengan kemampuan dirinya. Apakah terbatas pada suatu aktivitas dan situasi tertentu atau pada serangkaian aktivitas dan situasi yang bervariasi.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek efikasi diri pada tiap individu akan berbeda antara satu individu dengan yang lainnya berdasarkan tiga dimensi yaitu dimensi tingkat (level), dimensi kekuatan (strenght), dimensi generalisasi (generality).

Faktor yang mempengaruhi Self Efficacy

Feist dan Feist (2010) mengatakan bahwa efikasi diri didapatkan, ditingkatkan, atau berkurang melalui salah satu atau kombinasi dari empat sumber yaitu :
  1. Pengalaman mengetahui sesuatu (Mastery Experience). Secara umum, performa yang berhasil akan meningkatkan ekspetasi mengenai kemampuan, kegagalan cendrung akan menurunkan hal tersebut. Pernyataan ini umumnya akan mempunyai enam dampak. Pertama, performa yang berhasil akan meningkatkan efikasi diri secara proporsional dengan kesulitan tugas tersebut. Kedua, tugas yang dapat diselesaikan dengan baik oleh diri sendiri akan lebih efektif dari pada yang diselesaikan dengan bantuan orang lain. Ketiga, kegagalan sangat mungkin untuk menurunkan efikasi saat mereka tahu bahwa mereka telah memberikan usaha terbaik mereka. keempat, kegagalan dalam kondisi rangsangan atau tekanan emosi yang tinggi tidak terlalu merugikan diri dibandingkan kegagalan dalam kondisi maksimal. Kelima, kegagalan sebelum mengukuhkan rasa menguasai sesuatu akan lebih berpengaruh buruk pada rasa efikasi diri dari pada kegagalan setelahnya. Keenam, kegagalan yang terjadi kadang-kadang mempunyai dampak yang sedikit terhadap efikasi diri, terutama pada mereka yang mempunyai ekspetasi yang tinggi terhadap kesuksesan.
  2. Modeling sosial. Efikasi diri meningkat saat kita mengobservasi pencapaian orang lain yang mempunyai kompetensi yang setara, namun akan berkurang saat kita melihat rekan sebaya kita yang gagal. Saat orang lain tersebut berbeda dengan diri kita, modeling sosial akan mempunyai efek yang sedikit dalam efikasi diri kita.
  3. Persuasi sosial. Persuasi dari orang lain dapat menigkatkan atau menurunkan efikasi diri, namun dampaknya cukup terbatas tetapi dibawah kondisi yang tepat. Meningkatkan efikasi diri melalui persuasi sosial, dapat menjadi efektif hanya bila kegiatan yang ingin didukung untuk dicoba berada dalam jangkauan prilaku seseroang. Persuasi sosial juga paling efektif saat dikombinasikan dengan performa yang sukses. Persuasi dapat meyakinkan seseorang untuk berusaha dalam satu kegiatan dan apabila performa yang dilakukan sukses, baik pencapaian tersebut maupun pengahragaan verbal yang mengikutinya akan meningkatkan efikasi diri dimasa depan.
  4. Kondisi fisik dan emosional. Sumber terakhir adalah kondisi fisiologis dan emosional dari seseorang. Emosi yang kuat biasanya akan mengurangi performa, saat seseorang mengalami ketakutan yang kuat, kecemasan akut, atau tingkat stres yang tinggi, kemungkinan akan mempunyai ekpetasi efikasi yang rendah.
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi efikasi diri adalah pengalaman menguasai sesuatu, modeling sosial, persuasi sosial dan kondisi fisik dan emosial.

No comments:

Post a Comment