Pengertian Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Secara bahasa menurut As Horsbly (dalam Muhammedi dkk, 2017), problem solving berasal dari dua kata yaitu Problem danSolves. Makna bahasa dari Problem yaitu“a thing that is difficult to deal with or understand” (suatu hal yang sulit untuk melakukannya atau memahaminya). Dapat juga diartikan dengan “ a question to be answered or solved” (pertanyaan yang butuh jawaban atau jalan keluar), sedangkan Solve dapat diartikan dengan “to find an answer to problem” (mencari jawaban suatu masalah).
Secara terminologi menurut Djamarah & Zain (dalam Muhammedi dkk, 2017), problem solving merupakan suatu cara berpikir secara ilmiah untuk mencari pemecahan suatu masalah.
Anderson (dalam Suharnan, 2005), menyatakan bahwa masalah adalah suatu kesenjangan antara situasi sekarang dengan situasi yang akan datang atau tujuan yang diinginkan (problem is a gap or discrepancy between present state and future state or desired goal).Keadaan sekarang sering disebut original state, sedangkan keadaan yang diharapkan sering disebut final state.Jadi, suatu masalah muncul apabila ada halangan atau hambatan yang memisahkan antara present state dengan goal state. Menurut Evans (dalam Suharnan, 2005), mengungkapkan bahwa pemecahan masalah didefinisikan sebagai suatu aktivitasyang berhubungan dengan pemilihan jalan keluar atau cara yang cocok bagi tindakan dan pengubahan kondisi sekarang menuju pada situasi yang diharapkan.
Polya (dalam Sundayana, 2016), menyatakan bahwa pemecahan masalah merupakan suatu usaha mencari jalan keluar dari suatu kesulitan untuk mencapai suatu tujuan yang tidak segera dapat dicapai.
Solso dkk (2008), menyatakan pemecahan masalah adalah suatu pemikiran yang terarah secara langsung untuk menemukan solusi atau jalan keluar untuk masalah yang spesifik.
Kemampuan pemecahan masalah adalah kemampuan untuk mengenali dan merumuskan masalah serta menemukan cara atau jalan keluar dan menerapkan untuk mengubah kondisi sekarang menjadi kondisi yang diinginkan. Pemecahkan masalah bersifat multi fase dan mensyaratkan kemampuan menjalani proses yaitu memahami masalah dan percaya pada diri sendiri, serta termotivasi untuk memecahkan masalah secara efektif, menentukan dan merumuskan masalah sejelas mungkin, menemukan sebanyak mungkin alternatif pemecahan, mengambil keputusan untuk menerapkan salah satu alternatif pemecahan dan kelemahannya (dalam Sunnah dan Puspitadewi, 2014).
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwaProblem solving merupakan kemampuan memecahkan masalah dalam proses berfikir, dan menemukan suatu alternatif jawaban dari suatu kesulitan atau hambatan dalam mencapai suatu tujuan hidupnya.
Aspek - aspek Pemecahan Masalah
Anderson (dalam Suharnan, 2005), mengungkapkan ada tiga aspek yang berhubungan dengan kemampuan memecahkan masalah (Problem Solving) yaitu:
- Berfikir positif tentang masalah yang dihadapi. Individu mampu mengenali masalah yang sedang dihadapinya. Dengan demikian individu mampu berfikir tentang ketidaknyamanan dan menanyakan apa yang menyebabkan hal tersebut menjadi.
- Berfikir positif tentang kecakapan diri untuk memecahkan masalah. Melihat diri sebagai orang yang mampu menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapkan padanya, mengetahui adanya sumber kekuatan diluar diri yang dapat membantu individu dalam memecahkan masalah, mencari waktu yang cukup untuk memecahkan masalah serta menentukan tujuan.
- Berfikir sistematis. Seseorang mampu berfikir secara bertahap, mempertimbangkan segala konsekuensi yang akan dihadapinya, dengan kata lain tidak dengan secara langsung mengambil keputusan. Akan tetapi merencanakan langkah-langkah untuk menyelesaikan masalah tersebut terlebih dahulu.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa aspek problem solving yaitu berfikir positif tentang masalah yang dihadapi dalam mencapai suatu tujuan alternatif pemecahan masalah dengan cara berfikir sistematis mengenai kecakapan diri dalam tahap penyelesaian masalah yang dihadapi.
Metode Pemecahan Masalah
Menurut Suharnan (2005), ada beberapa metode pemecahan masalahyaitu:
- Penemuan dengan strategi acak. Penemuan dengan strategi acak adalah cara yang dianggap paling primitif. Strategi ini dijalankan tanpa pengetahuan khusus yang dapat membimbing seseorang kearah pemecahan masalah.
- Penemuan melalui strategi heuristic. Pendekatan heuristic dapat didefinisikan sebagai proses penggunaan pengetahuan seseorang untuk mengidentifikasikan sejumlah jalan atau cara yang akan ditempuh dan dianggap akan menjanjikan bagi penemuan pemecahan suatu masalah.
- Proximity methods. Seseorang menempuh jalan atau cara yang dipersepsi lebih mendekati tujuan yang diinginkan.
- Analogi. Analogi dapat dilakukan dengan cara membandingkan pola masalah seerupa yang perrnah dialami baik oleh orang yang bersangkutan atau orang lain.
- Matching. Metode matching seseorang memahami situasi yang tengah dihaddapi dengan tujuan yang diinginkan, lalu membandingkan dengan pengetahuan yang ada diingatannya.
- Generatetest method. Dasar pemikiran penggunaan cara ini adalah, bahwa pemecahan masalah membutuhkan dua tahap proses. Pertama, suatu cara atau strategi pemecahan yang paling memungkinkan dicari atau dihasilkan. Kedua, selanjutnya gagasan pemecahan yang dihasilkan itu lalu diuji apakah dapat berjalan dengan baik atau efektif.
- Means ends analysis. Strategi ini adalah strategi orang yang sedang menghadapi masalah mencoba membagi permasalahan menjadi bagia-bagian tertentu dari permasalahan-permasalahan tersebut.
- Backward search. Strategi ini dilakukan dengan berjalan mundur. Maksudnya, meminta orang memulai pada tujuan yang diinginkan (goal state) dan bergerak mundur kebelakang menuju pada keadaan yang dihadapi semula(original state).
- Forward search. Strategi berjalan kedepan, sebagai kebalikan dari strategi berjalan mundur. Seseorang memulai dari kenyataan yang dihadapi, kemudian secara bertahap bergerak menuju pada tujuan akhir yang diinginkan.
Muhtar (dalam Muhammedi dkk, 2017), metode problem solving adalah suatu pembelajaran yang menjadikan masalah kehidupan nyata, dan masalah-masalah tersebut dijawab dengan metode ilmiah, rasional dan sistematis. Metode problem solving juga merupakan cara memberikan pengertian dengan menstimulasikan anak didik untuk memperhatikan, menelaah dan berfikir tentang suatu masalah untuk selanjutnya menganalisa masalah tersebut dan kemudian memecahkannya.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Memecahkan Masalah
Rakhmat (dalam Sunnah dan Puspitadewi, 2014), mengemukakan terdapat 2 faktor yang mempengaruhi pemecahan masalah (Problem Solving) yaitu:
- Faktor Internal, yaitu kepercayaan dan sikap yang salah serta kebiasaan individu yang memiliki kepercayaan dan sikap yang salah ketika menghadapi suatu permasalahan maka individu akan tersesat atau tidak mendapatkan cara untuk keluar dari masalah yang sedang dihadapinya, hal ini berhubungan dengan metode atau cara pendekatan yang digunakan dalam menghadapi masalah dan pemahaman. apakah masalah merupakan suatu ancaman bagi individu.
- Faktor Eksternal, terdiri atas lingkungan dan stimulus yang menimbulkan masalah dan sifat-sifat masalah serta tempat munculnya masalah, individu akan lebih mudah melakukan penyesuaian terhadap suatu masalah dari orang lain. Semakin seseorang mendapat dukungan untuk menyelesaikan masalah akan mempermudah individu tersebut dalam menyelesaikan masalahnya.
Menurut Sukadji (dalam Yuliana, 2015), menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi kemampuan pemecahan masalahan diperlukan adanya kemandirian di dalam diri remaja, karena dengan adanya kemandirian, remaja menjadi tangguh dalam menghadapi kenyataan dan sanggup memecahkan masalah yang dihadapi dengan ide-ide atau cara-cara yang berasal dari pemikiran diri sendiri tanpa tergantung dengan orang lain.
Berdasarkan uraian diatas, faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah adalah faktor situasional dan personal dalam mencapai suatu kemandirian dalam pemecahan masalah.
Langkah-langkah Pemecahan Masalah
Berikut ini proses pemecahan masalah menurut Prayetno (dalam Muhammedi dkk, 2017), menguraikan langkah-langkah dalam pemecahan masalah (problem solving), yaitu:
- Mengidentifikasi masalah. Dalam tahap ini individu dituntut untuk memahami permasalahan yang sedang dihadapi. Masalah-masalah biasanya cukup luas dan terkadang bercampur aduk dengan masalah lain sehingga akan menambah keruwetan dan seolah-olah tidak dapat atau tidak mudah diatasi.
- Merumuskan masalah. Langkah ini merupakan sesuatu yang paling kritis didalam langkah-langkah problemsolving, karena baik tidaknya rumusan masalah akan menentukan dipahami dan diterimanya masalah oleh orang lain sebagai masalah yang dipecahkan.
- Menentukan Alternatif-alternatif pemecahan. Pada tahap ini perlu diingat faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya masalah dan hal-hal lain yang berkenaan dengan hadirnya masalah yang akan dipecahkan.
- Mengidentifikasi akibat atau konsekuensi dari pengambilan setiap alternative. Beberapa ahli dalam hal ini mengusulkan dipertimbangkannya analisis yaitu memilah-milah masalah yang kompleks menjadi unsur-unsur yang bisa diatur, agar akibat dari problem solving merupakan sesuatu yang sudah dilihat efisiensinya.
- Memilih alternatif yang baik. Dalam hal ini, seseorang yang sedang menghadapi masalah perlu membandingkan dan memilih alternatif yang baik (yang paling sedikit dampak negatifnya) dari beberapa alternatif yang ada.
- Menguji akibat-akibat dari pengambilan keputusan. Sebelum pemecahan masalah dilakukan, sebaiknya diuji terlebih dahulu akibat-akibat negatif serta kelemahan apa yang akan diperoleh setelah pengambilan keputusan, dengan kata lain sebelum pemecah masalah dijalankan perlu dianalisa kemungkinan apa yang akan terjadi setelah menetapkan pilihan.
Dominowski (dalam Widjajanti, 2009), juga mengatakan ada 3 tahapan umum untuk menyelesaikan suatu masalah, yaitu:
- Interprestasi. Merujuk pada bagaimana seorang pemecah masalah memahami atau menyajikan secara mental suatu masalah.
- Produksi. Menyangkut pemilihan jawaban atau langkah yang mungkin untuk membuat penyelesaian.
- Evaluasi. Proses dari penilaian kecukupan dari jawaban yang mungkin, atau langkah lanjutan yang telah dilakukan selama mencoba atau berusaha menyelesaikan suatu masalah.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan langkah-langkah dalam problem solving yaitu mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah, menentukan alternatif-alternatif pemecahan, mengidentifikasi akibat atau konsekuensi dari pengambilan setiap alternatif, memilih alternatif yang baik, dan menguji akibat-akibat dari pengambilan keputusan.
No comments:
Post a Comment