Pengertian Adversity Quotient
Stoltz (2008) mengemukakan bahwa Adversity Qoutient adalah suatu ukuran untuk mengetahui respon adanya kesulitan, serangkaian peralatan yang memiliki dasar ilmiah untuk memperbaiki respon anda terhadap kesulitan dan ukuran untuk mengukur respons seseorang dalam menghadapi kesulitan, permanen maupun sementara.
Aulia (dalam Saidah dan Aulia, 2014) mengemukakan bahwa kemampuan adversity merupakan sebuah kemampuan untuk membangun karakter yang mencerminkan pribadi dan meningkatkan kepercayaan diri, serta kemampuan untuk menghadapi segala sesuatu yang mengandung resiko dan keluar dari kondisi tidak menyenangkan
Stoltz (dalam Anggreeni, 2016) memperkenalkan bentuk kecerdasan yang disebut Adversity Quotient (AQ) adalah bentuk kecerdasan selain Intelegen Quotient (IQ), Spiritual Quotient (SQ), dan Emotional Quotient (EQ) atau gabungan dari ketiganya untuk mengatasi kesulitan.
Berdasarkan beberapa pengertian yang diungkapkan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Adversity Quotient merupakan suatu ukuran untuk mengetahui respon adanya kesulitan, serangkaian peralatan yang memiliki dasar ilmiah untuk memperbaiki respon anda terhadap kesulitan dan ukuran untuk mengukur respons seseorang dalam menghadapi kesulitan, permanen maupun sementara, kemampuan adversity merupakan sebuah kemampuan untuk membangun karakter yang mencerminkan pribadi dan meningkatkan kepercayaan diri, serta kemampuan untuk menghadapi segala sesuatu yang mengandung resiko dan keluar dari kondisi tidak menyenangkan. bentuk kecerdasan selain Intelegen Quotient (IQ), Spiritual Quotient (SQ), dan Emotional Quotient (EQ) atau gabungan dari ketiganya untuk mengatasi kesulitan.
Dimensi-dimensi Adversity Quotient
Stoltz (2008) membagi menjadi empat dimensi CORE :
- C adalah control (kendali). Kontrol yang dimaksudkan di sini adalah seberapa besar kendali dan juga kemampuan untuk mempengaruhi situasi yang ada, merubah situasi yang sulit dan menjadi pribadi yang tidak mudah menyerah. Seseorang dengan AQ tinggi tidak mudah menyerah dan memiliki kendali atas situasi yang dihadapi .
- O adalah ownership (pengakuan). Sampai seberapa jauh seseorang bertanggungjawab untuk memperbaiki situasi yang sedang dihadapi. Seseorang yang memiliki AQ tinggi akan memiliki kemampuan untuk bertanggungjawab memperbaiki sesuatu hal yang tidak sesuai dengan yang diharapkan menjadi seperti yang diharapkan.
- R adalah reach (jangkauan). Sejauh mana kesulitan atau permasalahan yang dihadapi berpengaruh pada aspek–aspek kehidupan lainnya. Seseorang dengan AQ tinggi mampu mengendalikan kesulitan yang dihadapi sehingga tidak mempengaruhi aspek kehidaupan kehidupan lainnya.
- E adalah endurance (daya tahan). Seberapa besar daya tahan seseorang ketika menghadapi suatu permasalahan. Permalasahan yang dihadapi dapat dengan cepat dilupakan dan tidak membekas dalam hati dan pikirannya.
Faktor-faktor Yang Menerapkan Adversity Quotient
Dalam pengembangannya Al dan Infocom (dalam Agusri, 2017) merumuskan Faktor-faktor yang menerapkan Adversity Quotient, yaitu :
- Ancaman kelangsungan hidup
- Perlunya meningkatkan harapan, kinerja, dan produktivitas
- Kebutuhan untuk menghidupkan kembali tujuan mereka
- Persaingan yang meningkat
- Perasaan berpuas diri yang ada di mana-mana
- Kebutuhan yang lebih besar akan kreativitas dan inovasi
- Mentalitas camper yang semakin meningkat
- Banyaknya potensi yang belum di gali
- Terbatasnya keuletan
- Kesulitan yang dihadapi lebih besar
- Melakukan lebih banyak dengan sarana yang semakin berkurang
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor-faktor yang menerapkan adversity quotient adalah ancaman kelangsungan hidup, perlunya meningkatkan harapan, kinerja, dan produktivitas, kebutuhan unuk menghidupkan kembali tujuan mereka, persaingan yang meningkat, perasaan yang berpuas diri yang ada di mana-mana, kebutuhan yang lebih besar akan kreativitas dan inovasi, mentalitas camper yang semakin meningkat, banyaknya potensi yang belum di gali, terbatasnya keuletan, kesulitan yang di hadapi lebih besar, melakukan lebih banyak dengan sarana yang semakin berkurang.
No comments:
Post a Comment