Pengertian Ila’

Friday, September 14, 2018

Pengertian Konsep Diri

Pengertian Konsep Diri

Calhaoun & Acocella (dalam Ghufron dan Risnawati, 2011) mendefinisikan konsep diri sebagai gambaran mental diri seseorang. Konsep diri adalah penilaian seseorang terhadap dirinya sendiri secara keseluruhan, baik fisik, psikis, sosial maupun moral (Adawiyah, 2012). Konsep diri merupakan gambaran seseorang mengenai diri sendiri yang merupakan gabungan dari keyakinan fisik, psikologis, sosial, emosional aspiratif dan prestasi yang mereka capai (Hurlock dalam Ghufron dan Risnawati, 2011).

Burn (dalam Ghufron dan Risnawati, 2011) mendefinisikan konsep diri sebagai kesan terhadap diri sendiri secara keseluruhan yang mencakup pendapatnya terhadap diri sendiri, pendapat tentang gambaran diri di mata orang lain dan pendapatnya tentang hal-hal yang dicapai. Konsep diri bukan hanya gambaran deskriptif melainkan juga penilaian individu mengenai dirinya sendiri (Rahmat dalam Ghufron dan Risnawati, 2011). Konsep diri adalah apa yang dipikirkan dan dirasakan tentang dirinya sendiri (Ghufron dan Risnawati, 2011). Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa konsep diri adalah apa yang dirasakan dan dipikirkan oleh seseorang mengenai dirinya sendiri.

Pembagian Konsep Diri

Menurut Ghufron dan Risnawati (2011) ada dua konsep diri, yaitu:
  1. Konsep diri komponen kognitif (self image). Komponen kognitif adalah pengetahuan individu tentang dirinya mencakup pengetahuan “siapa saya” yang akan memberikan gambaran tentang diri saya.
  2. Konsep diri komponen afektif (self esteem). Komponen afektif merupakan penilaian individu terhadap dirinya sendiri yang akan membentuk bagaimana penerimaan terhadap diri dan harga diri individu.
Straines (dalam Arumsari, 2011) menyebutkan bahwa konsep diri terbagi tiga, yaitu:
  1. Konsep diri dasar. Konsep diri dasar merupakan pandangan individu terhadap diri sendiri. Setiap individu memiliki konsep dasar yang berbeda-beda tentang dirinya. Konsep diri dasar yang akan menentukan apakah penilaian lingkungan terhadap dirinya dapat diterima atau tidak. Apabila penilaian dari lingkungan sesuai dengan konsep dasar yang dimiliki maka individu akan dapat menerimannya, namun jika penilaian itu tidak sesuai dengan konsep dasar yang dimiliki tentu saja penilaian itu akan ditolak.
  2. Konsep diri social. Konsep diri sosial merupakan pandangan individu terhadap dirinya berdasarkan penilaian atau evaluasi dari orang lain atau lingkungan. Apabila orang lain menyukai individu, maka individu akan dapat menerima dan menyukai dirinya. Sebaliknya jika orang lain atau lingkungan memandang diri individu secara negatif maka individu bisa memandang dirinya secara negatif pula.
  3. Konsep diri ideal. Konsep diri ideal merupakan pandangan individu terhadap pribadi yang diinginkan atau yang dicita-citakan. Meskipun orang lain atau lingkungan mengatakan kelak individu menjadi manager, dokter atau yang lainnya, namun individu itulah yang akan menentukan dirinya sesuai dengan harapan atau cita-citanya. Setiap individu pada umumnya memiliki keinginan atau cita-cita yang oleh sebagian individu dianggap sebagai keharusan-keharusan untuk diwujudkan atau dipenuhi. Konsep diri ideal juga merupakan tujuan-tujuan yang akan dicapai individu dimasa yang akan datang. Pada umumnya individu berlomba-loma dan berambisi untuk mencapai diri ideal yang diinginkan.
Aspek-Aspek Konsep Diri

Menurut Calhaoun & Acocella (dalam Ghufron dan Risnawati, 2011) ada tiga aspek dalam konsep diri, yaitu:
  1. Pengetahuan. Pengetahuan adalah apa yang individu ketahui tentang dirinya. Individu di dalam benaknya terdapat suatu daftar yang menggambarkan dirinya, kelengkapan atau kekurangan fisik, usia, jenis kelamin, kebangsaan, suku, pekerjaan, agama dan lain-lain.
  2. Harapan. Pandangan tentang kemungkinan dirinya menjadi apa dimasa depan. Individu mempunyai harapan pada dirinya sendiri untuk menjadi diri yang ideal.
  3. Penilaian. Individu berkedudukan sebagai penilai tentang dirinya sendiri dimana hasil penilaian tersebut disebut dengan harga diri. Semakin tidak sesuai antara harapan dan standar diri maka akan semakin rendah harga diri seseorang.
Menurut Berzonsky (dalam Kristanti, 2008) ada empat aspek dalam konsep diri, yaitu:
  1. Aspek fisik, meliputi penilaian individu terhadap segala sesuatu yang dimilikinya seperti tubuh, pakaian serta benda-benda yang dimilikinya.
  2. Aspek psikis, meliputi pikiran, perasaan dan sikap yang dimiliki individu terhadap dirinya sendiri.
  3. Aspek sosial, meliputi bagaimana peranan sosial yang diperankan oleh individu dan penilaian individu terhadap peranannya tersebut.
  4. Aspek moral, meliputi nilai dan prinsip yang member arti serta arah bagi kehidupan seseorang.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri

Pudjijogyanti (dalam Kristanti, 2008) menyebutkan ada empat hal yang dapat mempengaruhi konsep diri seseorang, diantaranya :
  1. Citra diri. Citra diri ini terbentuk melalui sebuah refleksi dan tanggapan individu mengenai keadaan fisiknya. Citra fisik ini mencakup keadaan fisik secara keseluruhan, misalnya, kulit tubuh, bentuk tubuh dan sebagainya. Penilaian positif akan kondisi fisiknya baik itu berasal dari dirinya sendiri maupun orang lain akan sangat membantu perkembangan konsep diri kearah yang positif.
  2. Jenis kelamin. Perbedaan jenis kelamin dapat dilihat dari kondisi biologisnya. Perbedaan peran kedua jenis kelamin menimbulkan adanya perbedaan dalam memberi perlakuan.
  3. Perilaku orang tua. Pembetukan konsep diri tentunya tidak lepas dari peran keluarga sebagai lingkungan yang paling terdekat, karena lingkungan keluarga adalah lingkungan yang pertama kali menanggapi perilaku individu. Pengalaman interaksi antar individu dengan anggota keluarga akan mempengaruhi interaksinya dengan orang lain.
  4. Faktor social. Konsep diri dapat pula dipengaruhi oleh interaksi antar individu dan lingkungan sekitarnya. Individu yang memiliki status sosial yang tinggi akan cenderung memiliki konsep diri yang positif dibandingkan dengan individu yang berstatus sosial yang rendah hal ini terjadi karena konsep diri seseorang dipengaruhi oleh persepsi orang lain terhadap individu.
Anastasia (dalam Kristanti, 2008) mengemukakan tentang beberapa hal yang dapat mempengaruhi pembentukan konsep diri, diantaranya:
  1. Usia kematangan. Remaja yang secara fisik matang lebih awal akan diperlakukan seperti orang yang hampir dewasa sehingga konsep dirinya lebih menyenangkan.
  2. Hubungan Keluarga. Melalui hubungan yang erat dengan keluarga akan membuat lebih mudah bagi remaja untuk mengembangkan pola kepribadiannya melalui identifikasi dengan anggota keluarga tersebut.
  3. Penampilan Diri. Pada remaja keadaan fisik akan menjadi sangat penting. Cacat fisik merupakan sumber yang memalukan dan menimbulkan perasaan rendah diri. Sebaliknya daya tarik fisik akan memberikan penilaian yang menyenangkan bagi dirinya.
  4. Teman Sebaya. Teman sebaya mempengaruhi pola kepribadian remaja dalam dua cara. Pertama, konsep diri remaja merupakan cerminan tentang konsep teman-teman terhadap dirinya. Kedua, remaja berada dalam tekanan untuk mengembangklan ciri kepribadiannya yang diakui oleh kelompok.

Pengaruh Konsep Diri Terhadap Perilaku Individu

Menurut Pujijogjanti (dalam Ghufron dan Risnawati, 2011) ada tiga peranan penting dari konsep diri sebagai penentu perilaku, yaitu:
  1. Konsep diri berperan dalam mempertahankan keselarasan batin.
  2. Keseluruhan sikap dan pandangan individu terhadap diri berpengaruh besar terhadap pengalamannya. Setiap individu akan memberikan penafsiran yang berbeda terhadap sesuatu yang dihadapi.
  3. Konsep diri adalah penentu pengharapan individu. Jadi pengharapan adalah inti dari konsep diri. Sikap dan padangan negatif terhadap kemampuan diri menyebabkan individu menetapkan titik harapan yang rendah.

No comments:

Post a Comment