Pengertian Ila’

Saturday, August 11, 2018

PERINDUSTRIAN

Di era globalisasi sekarang ini segala aspek kehidupan tidak lepas dari berorganisasi, karena pada hakekatnya manusia merupakan makhluk sosial yang cenderung untuk selalu hidup bermasyarakat dan saling membutuhkan satu sama lain. Hal ini terlihat didalam kehidupan rumah tangga, organisasi kemasyarakatan, dan pada saat seseorang memasuki dunia kerja. Di dalam dunia kerja seseorang tersebut akan berinteraksi baik antar pegawai dengan pegawai, maupun antar atasan dengan bawahan. Didalam lingkungan kerja tersebut seorang akan saling berinteraksi dan masuk menjadi bagian dalam organisasi tempatnya bekerja.

Di dalam organisasi terjadi proses kerjasama dengan para anggota yang saling berinteraksi dan saling mempengaruhi satu sama lain. Semua tindakan yang diambil dalam setiap kegiatan ditentukan oleh manusia yang menjadi anggota organisasi. Organisasi yang baik adalah organisasi yang berusaha meningkatkan kemampuan sumber daya manusianya, karena hal tersebut merupakan faktor kunci untuk meningkatkan kinerja pegawai. Oleh karena itu, organisasi membutuhkan sumber daya manusia yang potensial baik pemimpin maupun pegawai pada pola tugas dan pengawasan yang merupakan penentu tercapainya tujuan organisasi.

Untuk mencapai tujuan organisasi maka diperlukan sumber daya manusia yang memenuhi standar baik secara kualitas maupun kuantitasnya. Secara kualitas, artinya adalah mutu dari hasil kerja pegawai tersebut benar-benar dapat diandalkan sesuai dengan bidang yang ditekuni. Sedangkan secara kuantitas, maksudnya adalah jumlah pegawai harus sesuai dengan kebutuhan pekerjaan pada satu bagian dalam organisasi tersebut. Apabila semuanya telah terpenuhi maka pihak organisasi bisa mencapai tujuan yang diinginkannya.

Sumber daya manusia merupakan aset terpenting bagi suatu organisasi. Hal ini karena sumber daya manusia merupakan faktor penggerak yang melaksanakan dan mengatur serta menjalankan kegiatan organisasi tersebut untuk mencapai tujuan organisasi yang salah satunya sangat bergantung pada baik buruknya kinerja pegawai. Untuk mencapai tujuan organisasi di perlukan pegawai yang berkualitas dan mampu memberikan kinerja yang baik dan memuaskan bagi dirinya maupun organisasi. Untuk menghasilakan pegawai yang berkualitas di perlukan pengelolaan sumber daya manusia sebaik-baiknya. Untuk itu, organisasi dalam hal ini pimpinan wajib memperhatikan pegawai dan mengarahkan serta memotivasi untuk meningkatkan kinerja pegawai.

Evaluasi kinerja pegawai di atur dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 pasal 20 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian, yang berbunyi : “Untuk lebih menjamin objektivitas dalam mempertimbangkan pengangkatan dalam jabatan dan kenaikan pangkat diadakan melalui penilaian prestasi kerja”.

Untuk memberikan landasan hukum bagi manajemen pengembangan sumber daya aparatur negara tersebut diperlukan perubahan terhadap Undang-undang No 8/ 1974 dan Undang-undang No 43/ 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian yang telah digantikan pada 15 Januari 2014 dengan diundangkannya Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN).Terkait dengan penilaian kinerja, dalam pasal 75 UU ASN disebutkan bahwa penilaian kinerja PNS bertujuan untuk menjamin objektivitas pembinaan PNS yang didasarkan pada sistem prestasi dan sistem karier. Penilaian kinerja didasarkan pada perencanaan kinerja pada tingkat individu dan tingkat unit atau satuan organisasi dengan memperhatikan target, sasaran, hasil, dan manfaat yang dicapai, serta perilaku dari PNS itu sendiri secara objektif, terukur, akuntabel, partisipatif, dan transparan.

Kinerja suatu organisasi menjadi sangat penting dalam pencapaian tujuan organisasi karenauntuk mencapai tujuan organisasi itu sendiri ditentukan oleh kinerja dari sumber daya manusianya yang mana dalam hal ini pegawai sebagai alat penggerak yang menjalankan tugas dan pekerjaan yang diberikan. Menurut Hasibuan (2003: 105) bahwa kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesanggupan serta waktu. Pengertian kinerja di atas bahwa untuk mencapai sebuah kinerja, seorang pegawai harus memiliki kecakapan, pengalaman, kesanggupan dan waktu agar dapat berjalan seperti yang diharapkan.Keberhasilan suatu organisasi sangat di pengaruhi oleh kinerja pegawainya. Setiap organisasi akan selalu berusaha untuk meningkatkan kinerja pegawai, dengan harapan apa yang menjadi tujuan organisasi akan tercapai dengan baik dan sesuai dengan tujuan yang di inginkan.

Pentingnya kinerja, karena kinerja merupakan tolok ukur untuk menilai kemampuan, produktivitas dan memberikan informasi yang berguna bagi hal-hal yang berkaitan dengan pegawai. Untuk mengetahui kinerja pegawai maka perlu dilakukan penilaian kinerja. Penilaian kinerja pegawai sangat bermanfaat bagi dinamika pertumbuhan organisasi secara keseluruhan, melaui penilaian tersebut maka dapat diketahui kondisi sebenarnya tentang bagaimana kinerja pegawai.

Faktor yang sangat menentukan penilaian baik buruknya kinerja pegawai adalah melalui seorang pemimpin. Dimana berdasarkan kepemimpinan oleh seorang pemimpin dalam menggerakkan pegawainya dapat mempengaruhi tingkat kinerja yang dihasilkan pegawai. Kepemimpinan menurut Blanchard dalam Wahjosumidjo (1987:25-26) mengemukakan bahwa “that leadership is the process of influencing the activities of an individual or group in effort toward goal achievement in a given situation.” Kepemimpinan adalah proses dalam mempengaruhi kegiatan-kegiatan seseorang atau kelompok dalam usahanya mencapai tujuan di dalam suatu situasi tertentu.

Kepemimpinan merupakan faktor terpenting dalam memberikan pengarahan kepada pegawai untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab dengan sebaik-baiknya untuk mencapai tujuan organisai. Kualitas pemimpin sering dianggap sebagai faktor terpenting yang menentukan keberhasilan suatu organisasi. Pemimpin yang efektif sanggup mempengaruhi para pengikutnya untuk mempunyai optimisme yang lebih besar, percaya diri, serta komitmen pada tujuan organisasi yang telah ditentukan. Hal ini membawa konsekuensi bahwa setiap pemimpin berkewajiban untuk memberikan perhatian sungguh-sungguh dalam membina, menggerakkan, dan mengarahkan seluruh potensi pegawai di lingkungannya agar dapat mewujudkan stabilitas organisasi dan peningkatan kinerja pegawai yang berorientasi pada tujuan organisasi.

Efektifitas jalannya kepemimpinan dituntut untuk mampu menghadapi segala perubahan lingkungan yang penuh dengan ketidakpastian. Pemimpin diharapkan mampu melakukan perubahan-perubahan didalam organisasi yang dipimpin untuk mendapatkan kinerja yang lebih baik dan memberikan motivasi bagi pegawainya. Oleh karena itu proses dari jalannya organisasi dan pengelolaan sumber daya manusia dalam organisasi memerlukan kepemimpinan yang mampu menerapkan jiwa kepemimpinannya kepada bawahannya sehingga dapat mempengaruhi organisasi untuk menghasilkan kinerja yang diharapkan.

Dalam menghasilkan kinerja yang diharapkan banyak cara yang bisa dilakukan oleh seorang pemimpin untuk mempengaruhi pegawainya salah satunya dengan memberi dorongan motivasi kepada pegawainya agar parapegawai mempunyai semangat kerja yang tinggi dalam melaksanakan pekerjaan yang dibebankan kepadanya sehingga kinerja yang dihasilkan akan meningkat. Untuk menciptakan kondisi demikian, diperlukannya motivasi secara optimal. Dalam pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya tugas pimpinanlah yang memberdayakan semua sumber-sumber yang ada di dalam organisasi, terutama sumber daya manusianya melalui motivasi.

Menurut Malayu P. Hasibuan (2012: 143), motivasi adalah dorongan atau pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif, dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan.Pegawai sebagai individu dalam organisasi wajib menjalankan segala tugas dan pekerjaan yang dibebankan, untuk mewujudkan semua itu dibutuhkan kemampuan (ability) dan keahlian (skill) dari setiap pegawai serta adanya motivasi yang kuat yang memacu semangat kerja pegawai.

Motivasi timbul diakibatkan oleh faktor dari dalam dirinya sendiri dan faktor dari luar diri. Pemberian motivasi pimpinan kepada pegawai maupun motivasi yang timbul dari diri pegawai itu sendiri untuk bekerja akan mampu memaksimalkan kinerja organisasi dan tercapainya tujuan organisasi. Pemberian motivasi dengan melihat kebutuhan yang dominan dari para pegawai, baik kebutuhan fisiologis maupun kebutuhan-kebutuhan lain, seperti kebutuhan keselamatan dan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan serta kebutuhan aktualisasi diri.Motivasi pegawai sangat dibutuhkan guna meningkatkan kinerja pegawai itu sendiri, dengan adanya motivasi pegawai tersebut akan memiliki semangat serta daya dorong dalam melakukan segala tugas yang diberikan.Dengan terpenuhnya kebutuhan tersebut maka pegawai secara fokus dapat menjalankan tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepada mereka, untuk itu dibutuhkan suatu dorongan atau penggerak bagi pegawai dalam organisasi. Dorongan itulah yang disebut motivasi.

Organisasi pasti menginginkan para pegawainya memiliki kinerja yang baik agar proses pencapaian tujuan berjalan dengan lancar. Dalam mewujudkan kinerja pegawai yang diinginkan, terdapat banyak faktor yang mempengaruhi pegawai antara lainbudaya organisasi, kepemimpinan, kompensasi, daniklim kerja. Disamping faktor tersebut, motivasi juga mempunyai pengaruh yang cukup tinggi, motivasi sangat mempengaruhi tingkat kinerja yang di hasilkan, yang kemudian timbul pemikiran tentang bagaimana keseluruhan faktor tersebut saling berkesinambungan sehingga mempengaruhi kinerja pegawai.

Dinas Perdagangan Dan Perindustrian Kota Sungai Penuh merupakan lembaga teknis daerah sebagai unsur penunjang Pemerintah Daerah yang dipimpin oleh seorang KepalaDinas dan terdiri dari sejumlah pegawai dan tenaga honorer. Jumlah pegawai pada Dinas Perdagangan Dan Perindustrian Kota Sungai Penuh terdiri dari 41 orang dan 45 orang tenaga honorer. Dalam melaksanakan tugasnya Pengukuran-pengukuran kinerja telah dilakukan, dan dikuatkan dengan data pendukung yang mengurai bukan hanya pencapaian tahun pelaporan (2017), namun juga melihat tren pencapaiannya dari tahun ke tahun, dan kontribusinya untuk pencapaian target akhir Renstra.


No comments:

Post a Comment