Menurut Grasha dan Kirchenbaum (1980) depresi adalah kesedihan dan kehawatiran dalam waktu yang cukup lama yang disertai oleh perasaan tidak bahagia. Jadi, depresi lebih didominasi oleh perasaan-perasaan yang tidak mengenakkan dan intensitasnya cukup kuat serta berlangsung lama. Menurut Lubis (2009), secara sederhana depresi dapat dikatakan sebagai pengalaman yang menyakitkan, suatu perasaan tidak ada lagi harapan, yang ditandai dengan efek disforik (kehilangan kegembiraan) disertai dengan gejala-gejala lain, seperti gangguan tidur dan menurunnya selera makan. Sedangkan Trisna (dalam Lubis, 2009) menyimpulkan bahwa depresi adalah suatu perasaan sendu dan sedih biasanya disertai diperlambatnya gerak dan fungsi tubuh.
Depresi adalah gangguan perasaan atau mood yang disertai komponen psikologi berupa sedih, susah, tidak ada harapan dan putus asa disertai komponen biologis atau somatic misalnya anoreksia, konstipasi, dan keringat dingin. Depresi dikatakan normal apabila terjadi dalam situasi tertentu, bersifat ringan dan dalam waktu yang singkat. Bila depresi tersebut terjadi diluar kewajaran dan berlanjut makan depresi tersebut di anggap abnormal (Atkonson, 2010).
Back dan Page (dalam Grasha dan Kirchenbaum, 1980) mendeskripsikan lima komponen depresi, sebagai berikut.
- Kesedihan atau suasana hati yang apatis.
- Konsep diri negatif yang merendahkan diri, menyalahkan diri atau mengkritik problem, dan perbuatan-perbuatan diri sendiri.
- Menunjukan keinginan untuk menghindari orang lain, kegiatan sosial atau hilangnya minat terhadap hal tersebut.
- Kurang tidur, berkurangnya nafsu makan dan keinginan seksual.
- Ketidakmampuan berfungsi secara wajar, yang ditandai oleh gerakan-gerakan badan yang lamban, hilangnya energi dan kemauwan secara umum, kesulitan mengambil keputuan, dan tidak mampu memulai, konsentrasi, dan bekerja.
No comments:
Post a Comment