Pengertian Ila’

Wednesday, July 25, 2018

Diare

- Pengertian Diare

Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak seperti biasanya, ditandai dengan peningkatan volume, keenceran, serta frekuensi lebih dari 3 kali sehari dan pada neonatus lebih dari 4 kali sehari engan atau tanpa lendir darah (Aziz Alimul, 2010). Banyak penderita penyakit yang sering mengeluh karena diare bahkan ada di antaranya yang keluhan utama ialah menceret. Jadi diare merupakan suatu gejala dari pada suatu penyakit, dan bukan suatu penyakit tersendiri. Pada umumnya timbulnya diare karena makanan terlalu cepat dan terganggungnya resorpsi air dalam usus besar, sehingga menyebabkan sering berak (Sujono,2013).

- Patofisiologi

Proses terjadinya diare dapat disebabkan oleh berbagai kemungkinan faktor diantaranya pertama faktor infeksi. Proses ini dapat diawali adanya mikroorganisme (kuman) yang masuk ke dalam saluran pencernaan yang kemudian berkembang dalam usus dan merusak sel mukosa usus yang dapat menurunkan daerah permukaan usus. Selanjutnya terjadi perubahan kapasitas usus yang akhirnya mengakibatkan gangguan fungsi usus dalam absorsi cairan dan elektrolit. Atau juga dikatakan adanya toksin bakteri akan menyebabkan sistem transfor aktif dalam usus sehingga sel mukosa mengalami iritasi yang kemudian sekresi cairan dan elektrolit akan meningkat. Kedua, faktor malabsorpsi merupakan kegagalan dalam melakukan absorpsi yang mengakibatkan tekanan osmotik meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke rongga usus yang dapat meningkatkan isi rongga usus sehingga terjadi diare. Ketiga, faktor makanan, ini dapat terjadi apabila toksin yang ada tidak mampu diserap dengan baik, Sehingga terjadi peningkatan peristaltik usus yang mengakibatkan penurunan kesempatan untuk menyerap makan yang kemudian menyebabkan diare. Keempat, faktor fisiologi dapat mempengaruhi peningkatan peristaltik usus yang akhirnya mempengaruhi proses penyerapan makanan yang dapat menyebabkan diare (Aziz, 2010).

- Macam-macam diare
  1. Diare akut. Diare akut ialah diare yang terjadi secara mendadak pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat, diare berlangsung kurang dari 14 hari (bahkan kebanyakan kurang dari tujuh hari) dengan disertai pengeluaran feses lunak atau cair, sering tanpa darah, mungkin disertai muntah dan panas. Diare akut (berlangsung kurang dari tiga minggu), penyebabnya infeksi dan bukti penyebabnya harus dicari, memakan makanan mentah, diare serentak dalam anggota keluarga dan kontak dekat (Sodikin,2011). 
  2. Disentri. Disentri di definisikan dengan diare yang disertai darah dalam fases, menyebabkan anoreksia, penurunan berat badan dengan cepat, dan kerusakan mukosa usus karena bakteri invasif. Penyebab utama disentri akut yaitu shigella, penyebab lain adalah campylobacter jejuni, dan penyebab yang jarang ditemui adalah E.coli enteroinvasife atau salmonella. Pada orang dewasa muda, disebabkan oleh Entamoeba histolytica,terapi jarang menjadi penyabab di sentri pada anak-anak.
  3. Diare persisten. Diare parsisten adalah diare yang pada mulanya bersifat akut terapi berlangsung lebih dari 14 hari, kejadian dapat di mulai sebagai diare cair atau disentri. Diare jenis ini mengakibatkan kehilangan berat badan yang nyata, dengan volume fases dalam jumlah yang banyak sehingga berisiko mengalami dehidrasi. Diare persisten tidak disebabkan oleh penyebab mikroba tunggal, E.coli enteoaggregatife, shigella dan cryptosporidium Mungkin penyabab lain berperan lebih besar. Diare persisten tidak bolah dikacaukan dengan diare kronik, yaitu diare intermitten atau diare yang hilang timbul, atau berlangsung lama dengan penyebab non infeksi seperti penyakit sensitif .
- Penyebab Diare dan Mekanismenya
  1. Tidak memberikan ASI secara penuh untuk waktu 4-5 bulan pertama kehidupan resiko untuk menderita diare berat beberapa kali lebih besar pada bayi yank tidak diberi ASI dibandingkan dengan bayi yang diberi ASI penuh, resiko kematian karena diare juga lebih besar.
  2. Penggunaan botol susu yang tidak bersih. Penggunaan botal ini memudahkan pencemaran oleh kuman yang berasal dari fases dan sukar dibersihkan, sewaktu susu dimasukkan ke dalam botol yang tidak bersih, maka akan terjadi kontaminasi kuman dan bila tidak segera diminum kuman akan tumbuh.
  3. Menyiapkan makanan masak pada suhu kamar, kalau makanan dimasak dan dan disimpan untuk digunakan kemudian, keadaan ini memudahkan terjadinya pencemaran, seperti kontak dengan permukaan alat-alat yang terpapar, karena makanan yang disimpan beberapa jam pada suhu kamar, kuman dapat berkembang baik.
  4. Penggunaan air minum yang tercemar bakteri dari fases. Air mungkin terpapar dari sumbarnya atau pada saat disimpan di rumah, pencemaran di rumah dapat terjadi kalau tempat penyimpanan tidak tertutup, atau apabila tangan yang tercemar kuman mengenai air sewaktu mengambilnya dari tempat penyimpanan.
  5. Tidak mencuci tangan sesudah buang air besar, sesudah membuang fases, atau sebelum memasak makanan.
  6. Membuang fases (termasuk fases bayi) dengan tidak benar, ada anggapan di masyarakat bahwa fases bayi tidak membahayakan kesehatan, padahal sebenarnya fases bayi mengandung virus atau bakteri dalam jumlah besar, feses binatang dapat pula menyebabkan infeksi pada manusia.

No comments:

Post a Comment